RAHMAT MIRZANI

Dapat Tambahan Rp 14 Triliun, Kementan Dorong Penguatan Pertanian dengan Pupuk Subsidi

Keterangan pers Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tentang akselerasi tanam padi di Indonesia. -FOTO TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE @SEKRETARIAT PRESIDEN -

JAKARTA – Sektor pertanian Indonesia memiliki peran tersendiri dalam perekonomian negara dan turut andil dalam berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB).

Meski begitu, tak jarang sektor ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya penurunan ketersediaan pupuk. Tentunya hal ini dapat berpengaruh terhadap penurunan produktivitas pertanian.

Selain itu, ketidakstabilan pasokan pupuk dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan, serta membebani para petani dengan biaya produksi yang tinggi.

Dilansir dari Antara, Andi Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian memastikan adanya alokasi anggaran tambahan sebesar Rp14 triliun untuk pupuk subsidi bagi petani di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:Subsidi BBM dan LPG Surplus Rp14 Triliun

“Presiden Jokowi sudah menyetujui penambahan anggaran Rp14 triliun dan beliau meminta saya untuk memastikan pupuk itu sampai ke tangan petani,” tegasnya saat ditemui pada kunjungan kerja di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Senin (15/1).

Imran Jausi selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulawesi Selatan mengapresiasi langkah Pemerintah Pusat terhadap rencana penambahan anggaran untuk pupuk subsidi.

"Kalau mau swasembada pangan tentu harus didukung dengan pupuk subsidi yang memang sangat dibutuhkan petani kita," pungkasnya.

Pada kunjungan kerja di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Andi Amran mengunjungi tiga daerah yakni Kabupaten Wajo, Bone dan Jeneponto.

BACA JUGA:Utang Luar Negeri November Diklaim Tetap Terkendali

Pasalnya kuota pupuk subsidi di Provinsi tersebut menurun secara signifikan di tahun 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2023, Kementerian Pertanian mengalokasikan pupuk subsidi sebanyak 420 ribu ton pupuk Urea dan 243 ribu ton pupuk Phonska NPK serta NPK khusus kakao 22.884 ton untuk Provinsi Sulawesi Selatan.

Sedangkan di tahun ini mengalami penurunan.  Pupuk Urea hanya kebagian 238 ribu ton lebih, Phonska 173 ribu ton dan NPK khusus kakao 6.000 ton lebih. (jpc/c1/abd) 

 

Tag
Share