Inilah Strategi Jaga Keutuhan Keluarga!
FOTO PIXABAY.COM--
AKHIR-akhir ini, kasus perselingkuhan kembali menyita perhatian masyarakat hingga menghangat di berbagai kanal media sosial. Seperti halnya kisah perselingkuhan pilot dan pramugari.
Tak lama dari itu, juga terdapat kasus istri sah bongkar perselingkuhan suami dengan sesama dokter koas melalui media Line.
Menanggapi hal itu, Dosen Fakultas Psikologi Unair Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes. mengatakan jika belum ke jenjang pernikahan dalam konteks cinta romantis.
Lalu belum mengikat komitmen satu sama lain, Maka sangat diwajarkan untuk mencintai dua hati.
BACA JUGA:Jangan Lakukan Ini jika Tak Ingin Bruntusan di Wajah Parah!
“Apalagi individunya juga tidak melakukan apa-apa, cuma berbagi perhatian aja. Apa yang harus disalahkan dalam kondisi yang tidak ada aturan atau norma yang dilanggar,” ucapnya.
Ya sah-sah aja, sambungnya, kecuali sudah proses menuju pernikahan atau telah berstatus dalam ikatan pernikahan.
“Kemudian mencintai dua hati bersamaan (red: dalam konteks pasangan romantis), yah...saya yakin akan ada yang tersakiti,” kata mantan dekan Fakultas Psikologi Unair ini.
Berkaitan dengan hal itu, menurut Prof. Nurul, komunikasi terbuka dan adjustment itu menjadi salah satu kunci menjaga keutuhan rumah tangga.
’’Meskipun terdapat perbedaan umur, cara pandang, dan kebiasaan pasangan dalam berumah tangga. Tapi, hanya ada dua cara untuk menumbuhkan hubungan yang sehat, yakni komunikasi dan adjustment (penyesuaian),” paparnya.
Salah satu pihak tidak hanya menuntut, tapi juga bisa menyesuaikan diri dengan pasangan. Banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pasangan, baik secara fisik, emosi, sosial, bahkan spiritual.
BACA JUGA:Buah Ini Bisa Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur Malam Hari Lho…
’’Dalam hal spiritual, istri ingin suami menjadi imam di keluarga. Tetapi kalau suami belum menjadi imam yang baik, bukan menjadi alasan kan kita mengambil imam yang lain,” ujar pakar konseling dan psikologi keluarga ini.
’’Sama kemudian jika suaminya melihat istrinya bukan makmum yang baik bukan berarti dia langsung mengambil makmum yang lain. Karena itu, perlunya komunikasi,” imbuhnya.