Mengenal Pola Pemerolehan Bahasa pada Anak Autis: Perspektif Psikolinguistik

M. Habib Kusnadi--

Oleh: M. Habib Kusnadi

Pemerolehan bahasa terjadi ketika seseorang mempelajari bahasa pertamanya, yaitu bahasa ibu. Ketika mendengar kosakata, individu menyimpannya dalam ingatan dan menggunakannya pada situasi komunikasi yang sesuai. Proses ini menjadi dasar kemampuan berbahasa, terutama pada anak, yang memungkinkan berkembangnya berbagai keterampilan berbahasa. Sulistyowati dkk., (2022) menyatakan, “Pada anak-anak, pemerolehan bahasa memungkinkan berkembangnya berbagai keterampilan berbahasa.” Penguasaan kosakata terjadi secara tidak langsung melalui pengamatan terhadap kata-kata yang diucapkan, dan dari ujaran anak dapat diketahui sejauh mana kosakata telah dikuasai.
Setiap anak mengalami perkembangan bahasa dengan pola yang berbeda. Tanda-tanda awal perkembangan bahasa biasanya muncul sekitar usia satu tahun, bersamaan dengan kemampuan berjalan dan mengucapkan kata pertama. Anak berkebutuhan khusus, seperti anak dengan autisme ringan, mengalami hambatan dalam kemampuan berbahasa sehingga proses pemerolehan bahasa berbeda dibanding anak tipikal. Sulistyowati dkk., (2022) menambahkan, “Anak autis ringan biasanya mampu merespons komunikasi, tetapi mengalami hambatan dalam artikulasi fonem tertentu, seperti hilangnya bunyi ng, g, atau perubahan bunyi l menjadi w.” Kosakata benda lebih mudah dikuasai karena bersifat konkret, sedangkan kata kerja berkembang tetapi sering disertai kesalahan pelafalan.
Riset yang dilakukan Febrileno & Agustina (2023) menyatakan bahwa anak autis temper tantrum usia 6 tahun telah menguasai sebagian aspek bahasa ekspresif, medan makna, dan kelas kata, mampu mengucapkan kosakata dasar, melaksanakan perintah sederhana, serta menggunakan gerak tubuh dalam komunikasi. Pendekatan visual juga efektif, seperti yang ditunjukkan Hikmawati (2018) bahwa “Anak autis usia mental 6 tahun dapat memperoleh bahasa melalui media visual seperti kartu gambar,” membantu anak menyebut kata benda, kata kerja, dan kata sifat, serta meningkatkan kemampuan reseptif dan ekspresif melalui pembelajaran terstruktur.Dengan demikian, pemerolehan bahasa pada anak autis terjadi melalui pola yang sangat bertahap, mengandalkan visual, repetisi, dan interaksi terstruktur. Hambatan utama muncul pada fonologi, penggunaan konteks, dan ekspresi verbal, namun dengan stimulasi konsisten mereka tetap dapat mengembangkan kosakata dan kemampuan komunikasi yang fungsional. (*)

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung

Tag
Share