Fenomena Supermoon Dongkrak Banjir Rob

-grafis edwin radar lampung-

BANDARLAMPUNG – Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Bandarlampung, kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi meningkatnya ketinggian pasang air laut maksimum pada 3 hingga 9 Desember 2025. Peringatan tersebut dirilis menyusul fenomena Supermoon. Yaitu ketika bulan berada dalam jarak terdekatnya ke bumi berbarengan dengan fase bulan purnama yang akan terjadi pada 4 Desember 2025.

Forecaster Stasiun Meteorologi Maritim Panjang Amalia Khoirunnisa menjelaskan bahwa fenomena ini secara ilmiah berpengaruh terhadap gaya tarik gravitasi yang memicu pasang laut lebih tinggi dari kondisi normal.  ’’Supermoon bukan sekadar fenomena visual. Ketika jarak bulan lebih dekat dan tepat pada fase purnama, gaya tariknya terhadap air laut semakin kuat. Ini yang menyebabkan pasang maksimum pada periode tersebut,” katanya, Senin (1/12).

Menurutnya, beberapa wilayah pesisir Lampung berada dalam kategori berpotensi terdampak. Daerah tersebut meliputi pesisir Bandarlampung, Pesawaran, Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Timur, hingga Lampung Barat. 

Kondisi pasang tinggi ini bukan hanya berdampak pada aktivitas masyarakat, tetapi juga pada layanan pelabuhan yang mengandalkan stabilitas elevasi air laut. “Di wilayah pelabuhan, air pasang dapat mempengaruhi proses bongkar muat dan pergerakan kapal. Sementara di permukiman pesisir, genangan pasang bisa masuk ke area rendah dan mengganggu aktivitas harian warga,” katanya.

Ia juga menyebutkan beberapa titik pesisir di Bandarlampung seperti Panjang, Telukbetung, hingga sekitar pesisir Sukaraja selama ini, termasuk kawasan yang sensitif terhadap pasang tinggi. Bila gelombang bersamaan dengan angin kencang atau hujan intensitas sedang hingga lebat, risiko luapan bisa meningkat.

“Karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan. Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sepanjang garis pantai sebaiknya mulai mengantisipasi. Misalnya dengan mengamankan barang-barang, mengecek saluran air, hingga memantau kondisi harian melalui informasi resmi BMKG,” jelasnya.

Selain itu, BMKG Maritim Panjang mengimbau nelayan tradisional agar menyesuaikan jam berangkat dan pulang melaut. Pasang tinggi bisa mempengaruhi alur masuk dan keluar perahu, terutama di dermaga kecil atau muara sungai. 

“Kami menyarankan nelayan memperhatikan update pasang surut harian. Walaupun tidak setiap daerah akan mengalami dampak signifikan, kehati-hatian tetap penting,” ingatnya. (mel/c1/rim)

Tag
Share