Inovasi Curved Sedang Diuji Klinis
INOVASI: Tim PKM-KC Curved Itera kembangkan Curved, alat deteksi dini gangguan tulang belakang.--FOTO ISTIMEWA
Alat Deteksi Dini Gangguan Tulang Belakang
BANDARLAMPUNG – Lima mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengembangkan inovasi alat deteksi dini gangguan kurvatur tulang belakang bernama Curvature Disorder Early Detection (Curved). Perangkat ini memanfaatkan empat sensor postur yang disinkronkan dengan algoritma neuro-fuzzy, sehingga memungkinkan proses skrining dilakukan secara lebih objektif, cepat, dan akurat.
Rudi Setiawan, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing, mengatakan bahwa selama ini gangguan kurvatur tulang belakang sering terlambat terdeteksi. ’’Pencegahan sangat bergantung pada skrining dini. Curved menawarkan pendekatan praktis, objektif, dan mudah digunakan. Sangat relevan untuk kebutuhan skrining masa kini,” ujarnya.
Terkait pengembangan Curved, Rudi mengatakan bahwa tantangan terbesar adalah proses kalibrasi dan sinkronisasi sensor. ’’Sedikit perbedaan orientasi sensor saja bisa memengaruhi hasil,” jelasnya.
Rudi menilai inovasi paling kuat dari Curved adalah integrasi multi-sensor dengan algoritma neuro-fuzzy yang mampu menghasilkan klasifikasi akurat dan realtime. ’’Metode ini sangat potensial dikembangkan sebagai sistem pendukung keputusan medis,” ungkapnya.
Sementara Ketua Tim PKM-KC-Curved Nafiz Ahmadin Harily menjelaskan bahwa dirinya berperan mengoordinasikan seluruh proses pengembangan.
Nafiz mengatakan ide ini berangkat dari banyaknya kasus kelainan kurvatur yang baru disadari saat kondisinya sudah cukup parah. ’’Kami ingin alat yang sederhana, namun akurat untuk deteksi dini,” katanya.
Nafiz menyebut momen paling berkesan adalah ketika sistem akhirnya mencapai akurasi sesuai target. ’’Kami benar-benar merasa usaha panjang terbayar,’’ ujarnya.