Lesunya Aktivitas Pedagang Terompet Jelang Tahun Baru

Potret aktivitas pedagang terompet di berbagai tempat jelang malam tahun baru. -FOTO-FOTO DOK JAWAPOS/Net-
JAKARTA – Pernak-pernik penyambutan tahun baru sudah menggeliat dari pertengahan bulan desember 2023.
Namun, euforianya tidak semeriah lima hingga 10 tahun silam. Khususnya untuk penjual terompet dan penjual kembang api.
Terlebih semenjak Pandemi Covid-19 pada 2020-2021 silam. Peminat terompet dan kembang api semakin sedikit menjeleng tahun baru.
BACA JUGA:Biro Otda Sudah Terima Surat Mendagri
Beberapa penyebabnya adalah mulai dari kesehatan, hingga regulasi yang mengikat ke pelarangan penggunaan kembang api dan petasan saat malam tahun baru.
Terlihat, sejumlah pedagang yang ada sepi aktivitas.
"Dari kemarin saya buka lapak jarang ada yang beli. Kembang api petasan dan terompet juga jarang," kata Suheri, pedagang di Jalan Cipayung, Depok, Jawa Barat (Jabar).
Suheri menjual satu terompet dengan harga Rp 5 ribu. "Terompet sudah jarang yang minat. Enggak laku dari kemarin," katanya.
BACA JUGA:Anies Baswedan Ditampar saat Kampanye, Ini Ciri-ciri Penampar Capres
Peagang lainnya, Ahmad menjual kembang api dan petasan Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu per bungkus. Dia pun berharap penjualan akan ramai nanti malam.
"Sepi sih daritadi enggak ada yang beli, mungkin nanti malam ramainya semoga saja," ungkap Ahmad.
Sementara, perajin terompet asal Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Rajiman (60) tahun ini mempproduksi 1200 terompet. Hingga Jumat (29/12) baru terjual 300 terompet saja.
Padahal harganya tidak lah mahal. Kepada para pedagang, dia hanya menjual Rp 5000 per unitnya. Sementara, untuk masyarakat umum dia biasa menjualnya dengan harga Rp 10 ribu per terompet.
“Ini menjual 500 saja sudah. Biasanya bisa laku hingga 1000 terompet,” kata dia.