Thrift Fashion Jadi Gaya Hidup Anak Muda
 
                            RAMAI: Aktivitas tempat perbelanjaan thrifting di Jalan Kayu Manis, Kelurahan Sepangjaya, Kecamatan Wayhalim, Bandarlampung, Jumat (24/10).--FOTO MK-M. NABIL MAMNUN/RLMG
BANDARLAMPUNG – Thrift fashion mulai digandrungi anak-anak muda, khususnya di Lampung. Bisnis pakaian bekas alias thrifting pun menjamur di Kota Tapis Berseri.
Salah satunya tempat perbelanjaan thrifting berada di Jalan Kayu Manis, Kelurahan Sepangjaya, Kecamatan Wayhalim, Bandarlampung. Bukan sekadar soal harga murah, thrift yang dijual pun banyak branded.
Kevin (19), salah satu mahasiswa di Bandarlampung, mengaku memilih thrifting karena harga yang ramah kantong dan kualitasnya tak kalah dengan produk baru. ’’Barang-barangnya murah untuk mahasiswa kayak kami. Mereknya sama kayak yang di mal,” ujarnya.
Kevin menilai thrifting sudah menjadi lifestyle anak muda yang tetap ingin tampil modis di tengah harga fashion yang makin tinggi. ’’Sekarang thrifting sudah masuk ke gaya hidup,” ungkapnya.
Kevin melihat tren ini punya dampak positif terhadap lingkungan karena bisa mengurangi limbah tekstil. ’’Cukup membantu mengurangi sampah pakaian, jadi enggak banyak barang yang numpuk,” tambahnya.
Kevin juga mengaku pernah menjual kembali thrift yang sudah lama dipakai untuk mendapatkan keuntungan kecil. ’’Dulu pernah jual celana, beli seratus, jual seratus lima puluh. Masih laku karena mereknya bagus,” katanya.
Sementara pemilik toko thrift D&Z Store BDL, Doni Ari Setiawan, mengaku bisnis thrift-nya berawal dari hobi belanja pakaian bekas ketika masih kuliah.
 
         
         
         
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    