Blueprint AI Multimodal untuk Aplikasi Dunia Nyata
Ilustrasi artificial intelligence (AI).-- FOTO PIXABAY
Studi tersebut juga melibatkan 48 kontributor dari 22 institusi di seluruh dunia, serta memaparkan tiga kasus penerapan nyata: respons terhadap pandemi, desain mobil otonom, dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Blueprint AI multimodal itu lahir dari kerja sama Meta-learning for Multimodal Data Interest Group di bawah naungan Alan Turing Institute. Dari kolaborasi itu pula muncul UK Open Multimodal AI Network (UKOMAIN). Sebuah jaringan nasional senilai 1,8 juta poundsterling (sekitar 40 miliar rupiah).
UKOMAIN didanai oleh Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC) dan kini dipimpin oleh Profesor Lu. Jaringan itu bertujuan mendorong riset dan penerapan AI multimodal berbasis kebutuhan dunia nyata di seluruh Inggris Raya.
Dr. Louisa van Zeeland, Peneliti Utama di Alan Turing Institute, menyoroti dampak riset itu terhadap bidang lingkungan. ’’Dengan mengintegrasikan dan memodelkan kumpulan data besar yang beragam melalui AI multimodal, kami menetapkan standar baru dalam peramalan lingkungan,” ujarnya.
’’Pendekatan tersebut memungkinkan kami membuat prediksi lintas skala ruang dan waktu. Dan memberikan hasil nyata mulai dari konservasi Arktik hingga peningkatan ketahanan pertanian,” tambahnya.
Cetak biru terbaru itu diharapkan menjadi tonggak penting dalam evolusi AI. Sehingga membuka jalan bagi sistem yang benar-benar mampu memahami dunia seperti manusia.
Dengan kemampuan untuk memproses dan mengaitkan berbagai bentuk data, AI multimodal berpotensi menjadi landasan utama inovasi masa depan. Dari transportasi cerdas hingga strategi menghadapi krisis global. (harian disway)