Nelayan Sukaraja Keluhkan Limbah Cemari Laut

TERCEMAR: Sejumlah nelayan jaring payang di pesisir Sukaraja, Kecamatan Bumiwaras, Bandar Lampung, mengeluhkan kondisi laut yang tercemar limbah sejak beberapa pekan terakhir.-FOTO LEO DAMPIARI -
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian Selatan Lampung dan perairan Timur Lampung bagian utara,” jelasnya, Minggu, 12 Oktober 2025.
Menurutnya, potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Teluk Lampung bagian selatan. Kondisi tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran, terutama bagi perahu nelayan dan kapal tongkang.
BMKG juga memantau peluang gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4,0 meter di Selat Sunda bagian Selatan Lampung serta perairan Barat Lampung. Dalam situasi ini, seluruh jenis kapal, termasuk kapal feri, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang 2,5 meter, kapal feri juga berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Kami mengimbau agar seluruh nelayan dan operator kapal memperhatikan informasi cuaca laut sebelum berlayar,” Imbuhnya.
Sementara itu, Stasiun Klimatologi Lampung turut merilis pembaruan informasi iklim per 10 Oktober 2025. Dalam laporannya, curah hujan selama dasarian I Oktober 2025 bervariasi pada kategori rendah hingga tinggi, dengan jumlah hari tanpa hujan berturut-turut berkisar antara 0–8 hari.
Prakiraan curah hujan untuk tiga dasarian ke depan diprediksi bervariasi dari kategori rendah hingga menengah.
Adapun peluang curah hujan lebih dari 50 milimeter dalam tiga dasarian ke depan mencapai 10% hingga lebih dari 90%, sementara peluang curah hujan kurang dari 50 milimeter berada di kisaran 10% hingga 90%.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, dan operator transportasi laut untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca maritim melalui kanal resmi BMKG agar dapat mengantisipasi risiko keselamatan di laut. (leo/mel/c1/yud)