Owner Mangkir, Mediasi Tirtayasa Center Gagal

Reporter: Muhammad Tegar Mujahid |

Editor: Yuda Pranata |

Jumat , 10 Oct 2025 - 21:07

Suasana mediasi polemik portal parkir di kompleks Tirtayasa Center, di kantor Kelurahan Sukabumi Indah. -FOTO M. TEGAR MUJAHID -

Lurah Sukabumi Indah, Muhammad Ridwan, membenarkan bahwa pertemuan berjalan setengah hati.

“Tujuan kami mempertemukan semua pihak. Tapi pihak pemilik komplek tidak datang, sehingga pembahasan tidak maksimal,” ujarnya dengan nada kecewa.

Ridwan menegaskan, warga sudah menunjukkan itikad baik untuk berdialog.

“Kalau hanya diwakilkan, masalah tidak akan selesai. Semua harus duduk bersama,” tegasnya.

Selain soal parkir dan air, dalam forum itu juga muncul keluhan mengenai pengelolaan sampah dan komunikasi buruk antara manajemen dan warga sejak awal berdirinya kompleks.

“Masalahnya berlapis, tapi sebetulnya bisa diselesaikan asal ada kemauan,” ujarnya.

Pihak pengelola yang hadir melalui perwakilan, Nuri, hanya menyampaikan akan menampung seluruh aspirasi warga.

“Saya hanya mewakili dan menerima keluhan. Semuanya akan kami sampaikan ke manajemen,” katanya singkat, tanpa memberi kepastian soal nasib portal parkir yang jadi sumber masalah.

owner mangkir, mediasi tirtayasa center gagal                            bandarlampung – harapan puluhan pemilik ruko di kompleks tirtayasa center, sukabumi indah, bandarlampung, untuk menemukan titik terang atas kisruh portal parkir berbayar kandas.
forum mediasi yang digelar di kantor kelurahan sukabumi indah, jumat (10/10), berakhir antiklimaks. pemilik kompleks yang disebut-sebut sebagai pengelola utama, yanti sutanto, tak kunjung hadir.
padahal, forum itu diharapkan menjadi jalan keluar dari konflik panjang antara pemilik ruko dan owner atau pihak pengelola yang telah berlangsung sejak awal 2024.
baca juga:kanwil kemenkum lampung integrasikan sistem ahu dan ki
“kami datang dengan niat baik. tapi yang bersangkutan tidak hadir, hanya diwakilkan. ini jelas mengecewakan,” tegas suhardi, salah satu pemilik ruko, usai mediasi.
 
menurutnya, kelurahan mestinya dilibatkan sejak awal dalam kebijakan yang menyangkut fasilitas umum dan kepentingan warga.
 
“pemerintah kelurahan itu wakil negara di tingkat bawah. tapi dari awal sama sekali tidak diajak bicara,” ujarnya.
 
tidak hanya soal portal parkir berbayar yang dianggap memberatkan, para pemilik ruko juga menyoroti buruknya layanan air di kawasan tersebut.
 
“air sering mati dan keruh, tapi iuran tetap dipungut. kami merasa ini tidak transparan dan sangat merugikan,” lanjut suhardi.
 
lurah sukabumi indah, muhammad ridwan, membenarkan bahwa pertemuan berjalan setengah hati.
 
“tujuan kami mempertemukan semua pihak. tapi pihak pemilik komplek tidak datang, sehingga pembahasan tidak maksimal,” ujarnya dengan nada kecewa.
 
ridwan menegaskan, warga sudah menunjukkan itikad baik untuk berdialog.
 
“kalau hanya diwakilkan, masalah tidak akan selesai. semua harus duduk bersama,” tegasnya.
 
selain soal parkir dan air, dalam forum itu juga muncul keluhan mengenai pengelolaan sampah dan komunikasi buruk antara manajemen dan warga sejak awal berdirinya kompleks.
 
“masalahnya berlapis, tapi sebetulnya bisa diselesaikan asal ada kemauan,” ujarnya.
 
pihak pengelola yang hadir melalui perwakilan, nuri, hanya menyampaikan akan menampung seluruh aspirasi warga.
 
“saya hanya mewakili dan menerima keluhan. semuanya akan kami sampaikan ke manajemen,” katanya singkat, tanpa memberi kepastian soal nasib portal parkir yang jadi sumber masalah.
 
forum yang diwarnai nada kecewa itu akhirnya berakhir tanpa keputusan. para pemilik ruko pun mendesak pemerintah kota turun tangan, lantaran persoalan dinilai tak lagi bisa ditangani di tingkat kelurahan.
 
“ini bukan sekadar soal portal. ini soal hak kami sebagai warga dan pelaku usaha yang terganggu aktivitasnya,” ujar salah satu pemilik ruko lainnya.
 
diketahui, polemik portal parkir di komplek showroom tirtayasa center telah berlangsung sejak februari 2024. sepuluh pemilik ruko menandatangani surat penolakan resmi terhadap sistem parkir berbayar, namun hingga kini kebijakan itu tetap berjalan. (gar/c1/yud)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lampung 11 Oktober 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan