Sora 2, Revolusi Video AI

OpenAI menambahkan aplikasi pembuatan video yaitu Sora 2.--FOTO NBMAO
Bahkan angin bisa menggerakkan rambut karakter dengan halus. Detail kecil itu membuat video buatan Sora 2 terasa semakin hidup dan sulit dibedakan dari rekaman sungguhan.
Namun, Sora 2 bukan sekadar mesin pembuat video. OpenAI meraciknya dalam bentuk aplikasi sosial. Mirip TikTok, pengguna bisa menelusuri feed berisi konten AI, memberikan like, membagikan, hingga melakukan remix video orang lain.
Semua video diberi watermark dan metadata. Sebagai penanda bahwa itu buatan AI. Transparansi itu diharapkan bisa menekan potensi penyalahgunaan.
Meski demikian, kritik tetap muncul. Isu etika, privasi, hingga potensi penyalahgunaan masih menghantui. Bayangkan jika wajah selebritas disisipkan tanpa izin. Atau jika suara seseorang dipakai untuk pesan yang tidak pernah ia ucapkan.
OpenAI mencoba menutup celah itu dengan sistem izin dan kontrol. Tetapi publik masih menunggu apakah benar-benar efektif.
Di sisi lain, peluang yang ditawarkan juga tak kecil. Kreator konten bisa menghemat biaya produksi, pemasar bisa menghadirkan iklan yang lebih imersif. Dunia pendidikan bisa memvisualisasikan materi dengan cara yang lebih interaktif.
Sora 2 seolah membuka pintu baru dalam dunia kreatif. Itu merupakan pintu yang sama-sama menjanjikan emas sekaligus ranjau.
Teknologi itu jelas akan membentuk wajah internet di tahun-tahun mendatang. Entah kita akan menyambutnya dengan tepuk tangan, atau justru waspada karena potensi bahayanya. Tapi satu hal yang pasti: Sora 2 menegaskan bahwa batas antara nyata dan buatan semakin kabur. (harian disway)