Kasus Gangguan Mental Remaja Naik 30% Tiap Tahun

Ilustrasi media sosial. -- FOTO AFP/DENIS CHARLET

Dipicu Media Sosial

 

JAKARTA – Kasus gangguan kesehatan mental di kalangan remaja Indonesia terus menunjukkan lonjakan signifikan. Bahkan menurut data terbaru, angka peningkatan mencapai 20 persen hingga 30 persen setiap tahun.

 

’’Survei Indonesia National Mental Health 2024 mencatat 39,4 persen remaja mengalami masalah mental dan angka ini terus meningkat 20 persen hingga 30 persen setiap tahun,” ungkap psikolog klinis Tara de Thouars dalam Media Workshop bertema "Kesehatan Jiwa adalah Hak Semua: Peran JKN dalam Menyediakan Layanan Kesehatan Jiwa yang Inklusif" di aula Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Arif Zainuddin, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (16/9).

 

Menurutnya, penyebab utama melonjaknya masalah kesehatan mental ini berasal dari berbagai tekanan, seperti media sosial dan budaya fear of missing out (fomo); persaingan di dunia kerja dan tekanan ekonomi; fenomena sandwich generation; serta  stres akademik dan ekspektasi sosial.

 

Tekanan-tekanan ini memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku individu, sehingga dapat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.

 

Sayangnya, meski data meningkat, banyak penderita gangguan jiwa memilih diam karena masih kuatnya stigma negatif di masyarakat. ’’Orang dengan gangguan mental sering dicap lemah, kurang bersyukur, bahkan dianggap aib. Ini membuat mereka enggan mencari bantuan,” katanya.

 

Ia juga mengkritisi tren sosial yang menormalisasi gangguan mental sebagai sesuatu yang “unik” atau “keren”, karena justru membuat permasalahan tidak tertangani dengan serius. ’’Yang harus dinormalisasi adalah mencari bantuan profesional. Temui psikolog atau psikiater, bukan justru membiarkan masalah menumpuk,” tambahnya.

 

Tag
Share