Fakultas Adab UIN RIL Siap Usulkan Prodi Baru

Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) mengusulkan pembukaan Program Studi (Prodi) baru yakni Bahasa dan Kebudayaan Inggris.--

BACA JUGA:Meriahkan Peringatan HSN 2025, BPS Lampung Gelar Pertandingan Eksibisi Olahraga

Wakil Dekan I Dr. Nadirsah mengungkapkan, usulan pembukaan prodi baru telah melalui proses yang panjang. Saat ini Fakultas Adab baru memiliki dua prodi yang sudah berjalan.

“Keinginan mendirikan prodi ini sebenarnya sudah lama ada. Baru tahun ini, setelah kami melihat ada beberapa prodi baru dibuka, pimpinan memberi semacam sinyal untuk menghidupkan kembali semangat lama yang masih membara,” ujarnya.

Menurutnya, Fakultas Adab telah mendapat lampu hijau dari Dekan dan pimpinan untuk melanjutkan proses pengusulan.

“Ini menjadi bentuk keseriusan pimpinan. Kami juga sudah menyampaikan kepada Rektor secara langsung dan beliau memberikan semangat yang sama untuk mendukung pembukaan Prodi ini,” lanjutnya.

BACA JUGA: KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji

“Insya Allah pada akhir September ini proposal sudah kami siapkan dalam sistem SIAGA Kementerian. Kami mendengar penilaian biasanya dilakukan pada bulan Oktober. Mudah-mudahan dengan tekad dan sistem yang ada akan ada keputusan yang menggembirakan, walaupun tentu pekerjaan ini masih proses panjang,” jelasnya.

Ia menegaskan, pengusulan ini bukan hanya untuk menambah jumlah prodi, tetapi juga memperkuat eksistensi Fakultas Adab sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran. 

“Ini yang menjadi harapan kami agar tiga pilar utama pimpinan, terutama pilar internasional, bisa tercapai,” katanya.

Menjawab pertanyaan terkait latar belakang pembukaan Prodi Bahasa dan Kebudayaan Inggris, Dr Nadirsah menyebut ada dua alasan utama. Pertama, kajian tentang kebudayaan menjadi topik yang menarik sekaligus penting sebagai pusat peradaban. 

BACA JUGA:Rangkap Jabatan Menpora dan Ketum PSSI, Erick Thohir Menunggu Sikap FIFA

“Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak dipakai di dunia, termasuk di pendidikan. Maka bahasa dan kebudayaan tentu menjadi perangkat untuk memajukan dan mendukung profil lulusan. Harapan kami, ke depan akan lahir alumni yang mampu berkiprah, termasuk sebagai diplomat,” ujarnya.

Alasan kedua adalah faktor regulasi dan peluang yang dibuka pemerintah. Setelah moratorium pembukaan prodi dicabut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuka kesempatan untuk pendirian prodi-prodi baru.

“Hari ini di rumpun bahasa ada dua jalur, yakni Sastra Inggris, kemudian Bahasa dan Kebudayaan Inggris. Kami melihat yang dibuka dalam sistem adalah Bahasa dan Kebudayaan Inggris. Ini lebih unik dan menarik dibandingkan sekadar berbicara sastra,” terangnya.

Wakil Dekan I optimistis pembukaan prodi baru ini akan memberikan warna baru bagi Fakultas Adab. “Tinggal bagaimana nanti ramuan dan proses pendidikan yang kami siapkan agar sesuai dengan kebutuhan zaman,” tutupnya. (*)

Tag
Share