Geopolitik Memanas, Prabowo Pastikan Indonesia Naik Kelas lewat BRICS
Presiden Prabowo mengatakan BRICS telah menjadi salah satu pilar penting bagi stabilitas dan harapan di tengah dinamika geopolitik internasional yang penuh tantangan. -FOTO SETPRES -
JAKARTA - Presiden Prabowo mengatakan BRICS telah menjadi salah satu pilar penting bagi stabilitas dan harapan di tengah dinamika geopolitik internasional yang penuh tantangan.
Prabowo menyoroti bahwa multilateralisme kini sedang menghadapi ujian serius, sementara dunia terus diwarnai oleh ketidakstabilan.
’’Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk bergabung dalam pertemuan yang sangat penting ini. Indonesia memandang BRICS sebagai pilar yang sangat kuat bagi stabilitas dan harapan dalam situasi geopolitik internasional saat ini,” ujar Presiden Prabowo saat menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting dari kediaman pribadinya di Kertanegara, Jakarta Selatan.
Kepala Negara ini menekankan bahwa dengan cakupan lebih dari 55 persen populasi dunia serta lebih dari 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, BRICS kini telah menjelma sebagai kekuatan strategis dengan ekonomi terbesar, populasi terbesar, pasar terbesar, dan sumber daya alam yang melimpah.
“BRICS memiliki ekonomi terbesar, negara dengan populasi terbesar, pasar terbesar, serta negara-negara dengan sumber daya alam besar dan sumber daya penting. Karena itu, BRICS semakin muncul sebagai pilar kekuatan. Indonesia mendukung kelanjutan peran ini,” imbuh Presiden Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menekankan pentingnya keterbukaan, koordinasi, serta kerja sama erat dalam menghadapi ketidakpastian global.
Presiden Prabowo menilai bahwa BRICS memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi motor dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang.
“Kita memang harus terus melanjutkan dan bekerja lebih erat bersama. Kita harus lebih sering berkonsultasi satu sama lain,” tegas Presiden Prabowo.
Melalui partisipasi aktif ini, Indonesia menunjukkan komitmen untuk memperkuat solidaritas antarnegara BRICS dan mendorong terbentuknya kerja sama internasional yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Bahkan, Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama internasional saat berbicara dalam BRICS Leaders Virtual Meeting yang digelar Senin malam, 8 September 2025.
Pertemuan itu dihadiri para pemimpin negara anggota BRICS, di antaranya Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, serta perwakilan dari India dan Uni Emirat Arab.
Dalam forum tersebut, Prabowo menyoroti pentingnya kolaborasi global di tengah dinamika dunia yang penuh ketidakpastian.
Ia menilai praktik standar ganda dalam penerapan hukum internasional kerap memperburuk situasi dan merugikan negara-negara kecil.
Karena itu, menurutnya, BRICS berperan penting sebagai wadah kerja sama alternatif yang lebih adil. “Dalam dunia dengan ketidakpastian ini, ada juga double dan bahkan triple standard di mana hukum internasional setiap hari diabaikan. Kami menilai saatnya BRICS untuk terus berkembang,” kata Prabowo.
Prabowo juga menekankan bahwa BRICS saat ini sudah menjadi pilar penting dalam tata dunia. Dengan populasi lebih dari 55 persen dari total penduduk dunia serta kontribusi lebih dari 40 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global, BRICS dinilai merepresentasikan kekuatan ekonomi, pasar, dan sumber daya yang sangat besar.
“BRICS memiliki negara dengan ekonomi terbesar, populasi terbesar, pasar terbesar, dan sumber daya kritis yang sangat strategis. Ini menjadikan BRICS pemain penting dalam membentuk masa depan dunia,” ujarnya.
Selain menyoroti peran global BRICS, Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap kepemimpinan Brasil sebagai ketua BRICS 2025.
Ia menegaskan bahwa Indonesia siap mendukung berbagai inisiatif yang diambil forum tersebut.
“Kami mendukung inisiatif-inisiatif yang diambil, kami menghormati kepemimpinan Presiden Lula, dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja lebih dekat dengan semua negara BRICS,” pungkasnya. (disway/c1/yud)