Rekomendasi Diskes, Disdikbud Hentikan Pendistribusian MBG

Atas rekomendasi Diskes, Disdikbud Bandarlampung menghentikan pendistribusian makanan program MBG. -ILUSTRASI/FOTO ANGGI RHAISA/RADAR LAMPUNG-

Hasil uji BPOM masih menunggu, namun temuan E. coli sudah cukup menjadi dasar perbaikan menyeluruh. Masyarakat kini menagih transparansi dan langkah konkret, bukan sekadar janji evaluasi.

“Ini pelajaran berharga. Jangan sampai kecolongan lagi, karena anak-anak adalah generasi penerus yang harus kita lindungi,” pungkas Asroni.

Diketahui sebelumnya, ratusan siswa di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan yang disediakan. 

Hasil uji laboratorium sementara dari Dinas Kesehatan menemukan adanya bakteri E.coli dalam sampel air bersih yang digunakan dalam proses pengolahan makanan.

Asroni berharap kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperbaiki sistem penyediaan makanan di sekolah, agar tidak lagi menimbulkan keresahan di masyarakat. 

“Ini pelajaran berharga bagi kita semua. Jangan sampai kecolongan lagi, karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus kita lindungi,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ratusan siswa dari Tiga sekolah di Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung, mengalami keracunan massal usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah, Jumat, 29 Agustus 2025.

Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung mengungkapkan bahwa dalam hasil uji awal, air bersih yang digunakan dalam pengolahan makanan di dapur penyedia katering didapati mengandung bakteri Escherichia coli (E.coli).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi A Tumenggung, mengatakan pihaknya langsung turun ke lokasi bersama Dinas Pendidikan serta Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setelah menerima laporan dari pihak sekolah.

“Awal yang kami lakukan adalah memberikan penanganan medis terkait keluhan anak-anak SDN 2 Sukabumi dan SMPN 31 Bandar Lampung satu lagi SD di Campang Raya, yang kebetulan berada di kecamatan yang sama. Total ada 247 siswa yang mengalami gejala keracunan, 12 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Alhamdulillah, saat ini kondisi mereka semakin membaik,” kata Muhtadi, Senin, 1 September 2025.

Sementara itu, ratusan siswa lainnya menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, serta pusing, dan terus dipantau oleh Puskesmas Campang bersama pihak sekolah. 

“Kalau ada perkembangan kondisi siswa, langsung ditangani oleh tenaga kesehatan di lapangan jadi kita terus memantau melalui puskesmas ýang ada,” tambahnya.

Dalam inspeksi di dapur penyedia makanan Bergizi Gratis (MBG)di Tirtayasa, Diskes menemukan sejumlah pelanggaran standar kebersihan. Ruang penyimpanan dan area pembuatan makanan dinilai tidak memenuhi syarat higienitas.

“Temuan kami langsung kami sampaikan ke Ketua SPPI sekaligus SPPG Saat itu juga mereka menyatakan akan menghentikan sementara kegiatan dapur sampai kondisi benar-benar steril dan sesuai standar sanitasi,” jelas Muhtadi. (mel/gie/c1/yud)

 

Tag
Share