BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob, Pesisir Lampung Diminta Waspada

BMKG memperingatkan potensi banjir rob di pesisir Lampung akibat fase bulan purnama dan perigee pada awal September 2025. -FOTO IST -

BANDARLAMPUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi banjir pesisir atau rob yang diperkirakan pada awal September 2025. 

Fenomena ini berkaitan dengan fase Bulan Purnama pada 7 September 2025 serta perigee atau jarak terdekat bulan dengan bumi pada 10 September 2025.

Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Dr. Eko Prasetyo, menjelaskan kondisi tersebut dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum sehingga berdampak pada aktivitas masyarakat di kawasan pesisir.

“Potensi banjir pesisir secara umum bisa memengaruhi kegiatan bongkar muat di pelabuhan, pemukiman penduduk, tambak garam, serta perikanan darat,” kata Eko dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).

Sejumlah wilayah yang diperkirakan terdampak banjir rob meliputi pesisir Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Maluku.

BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pasang maksimum air laut dan dampaknya. Informasi terkini mengenai peringatan cuaca dan maritim dapat diakses melalui situs resmi BMKG, aplikasi InfoBMKG, media sosial @BMKGmaritim, call center 196, atau kantor BMKG terdekat. 

Sebelumnya, Ancaman banjir rob kembali mengintai pesisir Lampung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Kelas IV Panjang secara resmi mengeluarkan peringatan dini atas potensi pasang maksimum dan banjir rob pada 14 hingga 17 Mei 2025.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang Tarjono mengatakan bahwa peringatan ini berkaitan erat dengan fenomena bulan purnama pada 12 Mei lalu yang berdampak pada naiknya permukaan laut secara signifikan. Akibatnya, sejumlah wilayah pesisir Lampung diprediksi mengalami banjir rob.

’’Kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat pesisir, seperti bongkar-muat pelabuhan, pemukiman pesisir, serta aktivitas nelayan dan perikanan darat,” jelas Tarjono, Selasa (13/5).

BMKG mencatat wilayah yang berisiko terdampak meliputi pesisir Bandarlampung, pesisir Tanggamus, pesisir Lampung Selatan, pesisir Pesawaran, pesisir timur Lampung, dan pesisir barat Lampung.

Tarjono meminta masyarakat, khususnya yang bermukim atau beraktivitas di wilayah pesisir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi limpahan air laut dan cuaca ekstrem.

Tak hanya banjir rob, Lampung juga menghadapi ancaman cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan pengamatan BMKG, suhu udara di wilayah Lampung berkisar antara 24° hingga 35°C, dengan kelembapan mencapai 100%. Di wilayah Lampung bagian barat, suhu cenderung lebih rendah, yaitu antara 20° hingga 32°C.

Angin juga diperkirakan bertiup cukup kencang dari arah tenggara hingga barat daya dengan kecepatan antara 5–15 knots (sekitar 8–28 km/jam). 

Cuaca pun diprediksi berpotensi hujan sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah, yang bisa terjadi siang, sore, malam, hingga dini hari.

Tag
Share