Pengamat Unila Ingatkan Pentingnya Hilirisasi dan Penguatan Pasar Kopi Lampung
Pengamat Unila menekankan hilirisasi dan strategi pemasaran penting untuk mendukung produksi kopi Lampung.-FOTO IST -
Untuk meningkatkan hasil panen, Pemprov Lampung menjalankan program replanting bagi tanaman tua menggunakan metode sambung samping, serta memberi perlakuan khusus pada tanaman yang belum menghasilkan agar lebih cepat berproduksi.
Dinas Perkebunan dengan dukungan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal juga membangun demplot (lahan percontohan) sistem pagar di Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus. Demplot ini menjadi acuan bagi petani dalam menerapkan pola tanam intensif, termasuk penggunaan pupuk organik dan teknik pemangkasan tepat.
Selain fokus pada produktivitas, pemerintah turut meningkatkan kualitas panen dengan mendorong metode petik merah, melarang penjemuran langsung di tanah, serta memberikan bantuan berupa terpal, grinder, dan huller.
Di sisi hilirisasi, Dinas Perkebunan Lampung menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk memberikan pelatihan roasting, pengemasan, hingga akses pasar.
Menurut data BPS, nilai ekspor kopi Lampung tahun 2025 mencapai lebih dari USD 400 juta, dengan pasar utama Amerika Serikat, Jepang, dan sejumlah negara Eropa.
“Dengan inovasi budidaya, program peremajaan, serta penguatan hilirisasi, kami optimistis produksi dan nilai ekspor kopi Lampung akan meningkat signifikan. Ini juga sejalan dengan visi Gubernur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif, mandiri, dan inovatif,” jelas Yuliastuti.
Selain kopi robusta yang menjadi andalan, Lampung juga mulai mengembangkan kopi arabika di Lampung Barat, khususnya di Kecamatan Sekincau pada ketinggian 1.000–1.200 mdpl. Meski demikian, robusta dengan cita rasa khas tetap menjadi identitas utama Lampung di pasar nasional maupun internasional. (pip/c1/abd)