Pemkot Bangun Rumah Nenek 83 Tahun

Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana saat melihat tempat tinggal Nenek Astira (83) dalam gubuk kayu berukuran hanya sekitar 2 x 1,5 meter.-FOTO IST-

BANDARLAMPUNG – Pemandangan memilukan menyelimuti hati Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana. Saat menyalurkan bantuan alat kesehatan, dia mendapati seorang warga lanjut usia tinggal dalam gubuk kayu berukuran hanya sekitar 2 x 1,5 meter.

Nenek itu bernama Astira (83) atau akrab dipanggil warga sekitar Ambu Ketir. Ia hidup seorang diri, tanpa suami, tanpa anak, dan dengan keterbatasan fisik karena sudah tidak lagi dapat melihat. 

Pada usia senjanya, ia justru harus bertahan hidup di sebuah gubuk sempit di Jalan M Ali, Gang Mangga, RT 02 Lingkungan II, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling.

BACA JUGA:Kejari Musnahkan BB 203 Perkara, Narkoba Mendominasi

Ironisnya, rumah reyot yang ditempati nenek Astira berdiri menempel dengan rumah permanen milik Santawi, Ketua RT sekaligus keponakan kandungnya, yang tinggal nyaman di rumah dua lantai. Hal ini membuat Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana tak kuasa menyembunyikan kekesalannya.

“Saya kaget sekali, kok bisa ada nenek-nenek hidup di tempat seperti ini. Ini tidak wajar. Bagaimana aparat lingkungan bisa diam melihat kondisi seperti ini?” tegas Eva dengan haru.

Menurut Bunda-sapaan akrabnya-, kasus yang menimpa nenek Astira bukan hanya soal kemiskinan, melainkan juga kelalaian aparat setempat. Ia menilai, seorang ketua RT, lurah, hingga camat semestinya tidak hanya menjalankan administrasi pemerintahan, tetapi juga peka terhadap kondisi sosial warganya.

“Jangan tutup mata. Kalau ada warga lansia, apalagi tinggal sendiri, itu harus jadi perhatian utama. Kita tidak boleh membiarkan ada yang hidup tidak manusiawi seperti ini,” tandasnya.

Bunda Eva menegaskan bahwa mulai dari tingkat RT hingga camat harus proaktif turun langsung ke masyarakat. Ia menilai, laporan terkait warga miskin atau lansia terlantar tidak boleh ditunda, karena menyangkut hak dasar manusia untuk hidup layak.

Usai melihat langsung kondisi nenek Astira, Bunda Eva segera menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk membangun rumah baru yang lebih layak huni. Tidak hanya sekadar rumah sederhana, Eva meminta agar bangunan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan dasar penghuni lanjut usia.

“Mengingat ibu sudah tidak bisa melihat, kami akan bangunkan pegangan di dalam rumah agar beliau bisa lebih aman menuju kamar mandi. Selain itu, rumah akan dilengkapi kasur, kamar mandi di dalam, dan fasilitas lain yang membuat beliau nyaman,” jelas Eva.

Tak hanya itu, Eva juga berinisiatif menyiapkan radio khusus agar nenek Astira bisa setiap hari mendengarkan lantunan Al-Qur’an, yang diharapkan mampu menenangkan hatinya.

 “Ini tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai ada lansia yang terlantar atau tinggal di rumah yang tidak layak. Pemkot siap turun langsung jika ada laporan,” katanya.

Eva juga mengimbau masyarakat untuk berperan aktif. Jika menemukan warga dengan kondisi serupa, segera laporkan kepada pemerintah kota agar bisa langsung ditangani.

Tag
Share