UBL Tampilkan Inovasi Obat Kanker Tulang di KSTI 2025

INOVASI: UBL menampilkan inovasi obat kanker tulang dalam ajang KSTI Indonesia 2025. --FOTO DOK. UBL
BANDARLAMPUNG – Dalam ajang Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Institut Teknologi Bandung, 7–9 Agustus, Universitas Bandar Lampung (UBL) menampilkan inovasi unggulan di bidang kesehatan. UBL memamerkan Mesin Pengemasan Otomatis Obat Radiofarmaka 153Sm-EDTMP, hasil kolaborasi riset bersama Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Inovasi ini dikembangkan untuk mendukung terapi paliatif pada pasien kanker tulang metastatik. Obat berbasis radioaktif Samarium-153-EDTMP ini menjadi alternatif pengganti morfin dalam meredakan nyeri hebat dengan keunggulan tidak menimbulkan ketergantungan.
’’Selama ini proses produksi obat ini masih dilakukan secara manual dan berisiko tinggi terhadap paparan radiasi. Karena itu, kami merancang sistem otomatis agar proses lebih aman dan efisien,” jelas Riza Muhida, Ph.D., akademisi UBL yang turut hadir sebagai tim peserta booth pameran, dalam keterangan tertulis.
Riza menambahkan, obat tersebut memiliki waktu paruh 46,3 jam, sehingga kecepatan produksi sangat penting. ’’Dengan sistem otomatis, risiko dapat ditekan dan distribusi kepada pasien bisa dilakukan lebih cepat. Produk ini telah menjalani uji klinis di RSUP dr. Sardjito Jogjakarta dan kini mulai dikomersialkan oleh PT Kimia Farma dengan nama dagang TBONE KaeF,’’ ungkapnya.
Rektor UBL Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A. menyatakan bahwa keterlibatan UBL dalam KSTI 2025 menjadi bukti nyata bahwa riset kampus mampu menjawab tantangan nasional. ’’Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat jejaring kerja sama riset dan mendorong hilirisasi produk inovatif ke industri,” ujarnya.
Konvensi KSTI 2025 yang dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengusung tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi.” Acara ini juga dihadiri tokoh internasional, seperti peraih Nobel Prof. Konstantin Novoselov dan Prof. Brian Schmidt.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI Prof. Brian Yuliarto turut mengunjungi booth UBL dan menyampaikan apresiasi atas kontribusi nyata riset perguruan tinggi dalam sektor kesehatan nasional.