Miris! Pembangunan Mega Proyek KCC Tanpa Feasibility Study

PAPARKAN STUDI: Bupati Radityo Egi Pratama saat menerima kunjungan pengurus PWI Lamsel. -Foto IST -

Pasalnya, setelah pembangunan KCC terwujud maka masyarakat tidak bisa bebas menggunakan dan harus membayar uang sewa.

"Nah inilah alasan di satu sisi anggaran pembangunan infrastruktur sangat terbatas. Tahun ini saya disodori lagi harus mengeluarkan uang kurang lebih Rp20 miliar untuk pembangunan ini. Itulah yang saya tidak mau," jelasnya.

"Mending Rp20 miliar saya alokasikan untuk pembangunan jalan, ternyata begitu mau kita dorong untuk pembangunan jalan karena sudah teralokasi untuk gedung tidak boleh akhirnya saya dorong untuk perbaikan gedung sekolah," timpal Bupati Egi.

Ditambah lagi, masih banyak gedung sekolah di Kabupaten Lampung Selatan yang plafonnya mengalami kerusakan, jebol, bocor hingga akhirnya tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

"Jadi itulah alasan saya menahan KCC itu karena anggaran yang sudah keluar ini kurang lebih Rp19,5 miliar yang mau kita keluarkan lagi Rp21 miliar. Nah inilah yang saya tahan saya alihkan untuk pembangunan gedung-gedung sekolah yang kita rumuskan di APBD perubahan, tentu nanti kita lakukan di tahun ini," tegas Bupati Egi.

Dirinya juga menepis terkait kemungkinan penundaan kelanjutan pembangunan KCC karena dilandasi oleh alasan politis, karena memang tidak ada kaitannya sama sekali.

Lagi-lagi, Bupati Egi menyatakan belum ada esensi untuk melanjutkan pembangunan KCC termasuk tidak adanya feasibility study dan perencanaan bisnis yang matang.

"Sama sekali demi Allah tidak ada politisnya. Karena tidak ada esensinya, saya minta feasibility study-nya tidak ada, business plan-nya seperti apa tidak ada, kalau ini jadi itungan bisnisnya tidak ketemu yang nanggung saya lagi," tandas Bupati Egi.(*)

Tag
Share