Masyarakat Semakin Hemat Belanja, Pemerintah Wajib Dongkrak Daya Beli
BELI KEBUTUHAN POKOK: Pelanggan saat membeli kebutuhan pokok di salah satu ritel. -FOTO JAWA POS -
BACA JUGA:Gaji Pekerja di Indonesia Rata-Rata Naik 6,5 Persen Tahun Depan
“Konsumsi dan aktivitas masyarakat domestik diperkirakan akan tetap solid, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun depan,” jelas Asmo.
Terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kuarta IV 2023 sebesar 4,9 persen year-on-year (YoY). Ditopang belanja masyarakat saat libur nataru.
Kemudian di sektor investasi siklusnya ada kenaikan di akhir tahun.
“Tantangan ada pada belanja pemerintah yang realisasinya rendah dan kinerja ekspor yang melemah,” ungkap lulusan University Of Bradford itu.
Bhima menilai, penurunan inflasi Indonesia terkesan semu. Memang, angka inflasi tetap terkendali di kisaran 2-4 persen sesuai target BI. Tepatnya, di level 2,86 persen YoY per November 2023. Hanya saja, Tingkat inflasi inti sangat kecil di 1,87 persen.
“Artinya, daya beli masyarakat mulai turun. Ini yang harus digenjot pemerintah. Terutama untuk pemenuhan bahan pangan yang saat ini stoknya terbatas,” tandasnya. (jpc/c1/abd)
Artikel ini sudah tayang di Jawapos.com
'Masyarakat Bersaldo Tabungan di Bawah Rp 1 Juta Makin Berhemat dalam Belanja, Pemerintah Harus Dongkrak Daya Beli'