Dorong Energi Ramah Lingkungan, PTPN IV PalmCo Bersama Aiken Jepang Bangun Pembangkit Biogas di Riau

PTPN IV PalmCo menggandeng perusahaan teknologi asal Jepang, Aiken Kakoki untuk membangun fasilitas Pembangkit Tenaga Biogas.-Foto Ist-

PEKAN BARU, RADAR LAMPUNG – Dalam rangka mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan, PTPN IV PalmCo selaku Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), menggandeng perusahaan teknologi asal Jepang, Aiken Kakoki. Kerjasama ini dilakukan untuk membangun fasilitas Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) berbasis limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent atau POME).

Proyek pembangkit Listrik tersebut dikembangkan oleh PTPN IV Regional III dan berlokasi di kawasan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Garo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Menurut Region Head PTPN IV Regional III, Ahmad Gusmar Harahap, tahap uji kinerja atau commissioning dijadwalkan akan dilakukan pada penghujung 2025.

“Kami menargetkan uji performa fasilitas ini dapat dilaksanakan pada akhir tahun. Ini merupakan hasil sinergi antara PTPN IV dan Aiken Kakoki,” kata Gusmar.

Kolaborasi ini telah dimulai sejak akhir tahun lalu dan melibatkan serangkaian proses, seperti perencanaan teknis, proses tender, pengadaan alat, hingga inspeksi dan pembersihan sistem. Saat ini, pembangunan tengah memasuki fase pengurusan izin lingkungan serta izin konstruksi.

“Setelah seluruh izin rampung, yang kami harapkan bisa tercapai pada Oktober mendatang, pembangunan fisik dan instalasi peralatan akan langsung dilanjutkan, termasuk pengisian awal lumpur granular sebagai bagian dari sistem biogasnya,” imbuhnya.

Proyek ini akan menerapkan teknologi Expanded Granular Sludge Bed (EGSB). Teknologi ini memungkinkan sistem reaktor anaerobik yang lebih efisien dalam menghasilkan gas metana dari limbah sawit. Proyek yang didanai oleh Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) ini dirancang untuk dapat mengolah minimal 150 meter kubik POME per hari.

Selain sebagai proyek pembangunan, fasilitas ini juga dijadikan proyek riset dua tahunan oleh pihak Aiken, menjadikannya pionir dalam penerapan teknologi EGSB skala industri untuk pengolahan limbah sawit.

“Keterlibatan kami dalam proyek ini sangat penting. Penerapan teknologi energi bersih ini diyakini belum pernah diterapkan sebelumnya di dunia,” ujar Gusmar.

Proses EGSB tidak hanya menghasilkan gas metana sebagai sumber energi, tetapi juga menciptakan produk sampingan berupa lumpur kering (dehydrated sludge) dengan nilai kalor tinggi. Produk ini dinilai dapat dijadikan bahan bakar alternatif karena nilai kalorinya bahkan melampaui batu bara konvensional.

“Lumpur kering hasil proses ini memiliki nilai energi mencapai 5.110 kalori. Nilai ini lebih tinggi dari batu bara yang rata-rata hanya sekitar 3.600 hingga 4.200 kalori,” terang Kepala PMO PTPN IV Regional III, Masrukin.

Lebih lanjut, Masrukin menyampaikan harapannya agar kolaborasi dengan Aiken dapat menjadi momentum penting bagi PalmCo dalam mengembangkan energi terbarukan di sektor perkebunan nasional.

PTPN IV Regional III sendiri telah memiliki rekam jejak dalam pemanfaatan limbah POME sebagai sumber energi. Salah satu instalasi PTBg co-firing mereka di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, bahkan telah meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK), yang menjadi pencapaian pertama di industri kelapa sawit dalam negeri.

Pencapaian tersebut tidak hanya menegaskan komitmen perusahaan terhadap pengurangan emisi, tetapi juga membuka peluang bisnis baru melalui skema perdagangan karbon, sekaligus memperkuat citra PTPN sebagai pelaku industri yang berwawasan lingkungan.

Ke depan, PTPN IV Regional III berkomitmen untuk terus mempercepat agenda hilirisasi dan dekarbonisasi sejalan dengan arah transformasi Holding Perkebunan Nusantara, menuju industri yang lebih ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi bagi negara dan masyarakat. (*)

Tag
Share