Detoks Mikroplastik: Tren Mahal Seleb Hollywood atau Sekadar Ilusi Kesehatan?

Ilustrasi mikroplastik.-Foto Pixabay-

RADAR LAMPUNG - Racun plastik kini menjadi perhatian serius di kalangan selebritas Hollywood. Mikroplastik—partikel kecil dari pecahan plastik—telah ditemukan menyebar di berbagai bagian tubuh manusia, termasuk dalam darah, paru-paru, otak, hingga plasenta.

Kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan, seperti inflamasi dan risiko kanker, mendorong para artis papan atas mengambil langkah-langkah ekstrem demi detoksifikasi tubuh. Salah satunya adalah aktor Lord of the Rings, Orlando Bloom, yang baru-baru ini mengungkap dirinya menjalani prosedur cuci darah di London, dengan biaya mencapai Rp200 juta.

Terapi selama dua jam yang dikenal sebagai pertukaran plasma darah ini diklaim mampu membersihkan tubuh dari racun plastik dan senyawa kimia berbahaya. Bloom menyebutnya sebagai bagian dari gaya hidup sehatnya, yang juga mencakup meditasi dan konsumsi brain octane oil setiap pagi.

Namun, metode ini bukanlah inovasi baru dalam dunia medis. Blood plasma exchange selama ini digunakan untuk mengobati penyakit seperti multiple sclerosis dan leukemia. Hanya saja, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya dalam menghilangkan mikroplastik dari tubuh manusia.

Beberapa pakar bahkan menyebut prosedur ini lebih mirip strategi pemasaran dengan risiko nyata, seperti infeksi atau ketidakseimbangan elektrolit. Profesor Edzard Ernst dari University of Exeter, misalnya, menyatakan bahwa belum ditemukan bukti valid bahwa metode ini memberikan manfaat kesehatan nyata.

“Satu-satunya hal yang benar-benar hilang dari pasien mungkin hanya uangnya,” ujarnya dikutip dari Dailymail, Selasa (15/7/2025).

Sementara itu, Dr. Michael Mrozinski menyoroti ironi prosedur ini, karena selama proses detoks, darah justru melewati berbagai alat yang juga terbuat dari plastik—seperti tabung, mesin, dan kanula.

Walaupun ada satu studi kecil di Amerika Serikat yang menyebut terapi ini berpotensi memperlambat proses penuaan biologis, penelitian tersebut masih diragukan karena didanai oleh perusahaan yang menjual layanan serupa.

Di tengah tren mahal detoks selebritas, banyak pakar justru menyarankan solusi yang lebih sederhana dan logis: kurangi paparan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, gunakan wadah makanan dari kaca atau stainless steel dan hindari konsumsi makanan dalam kemasan plastik.

Karena mikroplastik bisa masuk lewat makanan, air, bahkan udara, langkah pencegahan harian dianggap jauh lebih efektif. Sebelum mengikuti jejak selebritas, penting untuk bertanya: apakah terapi jutaan rupiah ini benar-benar menyapu bersih racun plastik dari tubuh — atau hanya membersihkan isi dompet? (*)

 

Tag
Share