Solar Langka di Bandar Lampung, Truk Barang Antre Berjam-jam di SPBU

Puluhan truk mengantre di SPBU Yos Sudarso, Bandarlampung, akibat kelangkaan solar-FOTO LEO DAMPIARI/RLMG -
BANDARLAMPUNG – Sopir truk angkutan barang di Kota Bandarlampung mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Akibatnya, mereka terpaksa mengantre berjam-jam di berbagai SPBU hanya untuk mendapatkan jatah solar.
Pantauan di SPBU Jalan Yos Sudarso, Waylunik, Kecamatan Panjang, terlihat antrean panjang puluhan truk sejak pagi hingga sore. Sopir truk harus menunggu berjam-jam demi mendapatkan BBM yang kian sulit diperoleh dalam beberapa hari terakhir.
Salah satu sopir, Budi, mengungkapkan dirinya sudah mengantre sejak pukul 05.00 pagi, namun hingga siang hari belum juga mendapat giliran pengisian. Ia mengaku kondisi ini menghambat pengiriman barang dan mengurangi uang operasional harian.
BACA JUGA:PSI Perpanjang Pendaftaran Calon Ketum hingga 23 Juni, Buka Peluang untuk Tokoh Eksternal
"Kami rugi waktu, rugi bahan bakar, dan pengiriman barang jadi tertunda. Kalau begini terus, susah buat kami kerja," ujar Budi kepada wartawan.
Keluhan serupa disampaikan Eko Trinto, sopir truk lainnya. Menurutnya, antrean solar tidak hanya terjadi di SPBU Way Lunik, tetapi juga di SPBU Garuntang. Bahkan, di beberapa SPBU, solar dibatasi maksimal 200 liter per kendaraan.
"Kalau kuota segitu dan harus antre terus, jelas mengganggu aktivitas kami sebagai pengangkut barang. Harapannya segera normal lagi distribusi solar ini," ungkap Eko.
Para sopir berharap pemerintah maupun pihak Pertamina segera mengatasi kelangkaan ini agar tidak terus mengganggu logistik dan aktivitas ekonomi, khususnya jelang Hari Raya Idul Adha yang biasanya menuntut distribusi barang meningkat.
Sebelumnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 24.345.21 di Bumiratu, Waykanan, dipenuhi antrean truk, pikap, bus, dan kendaraan angkutan barang lainnya yang hendak mengisi solar.
Antrean di SPBU Bumiratu ini mengular sampai jalan raya hingga menyebabkan arus lalu lintas terganggu. Antrean tersebut banyak dikeluhkan sopir angkutan dan pengendara yang lewat. Mereka meminta agar bahan bakar solar diperlancar supaya mereka bisa bekerja normal.
Andre, salah seorang sopir, mengatakan antrean sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Dia rencananya hendak menuju Bandarlampung. “Iya sekarang susah nyari solar,” kata Andre.
Berbeda dengan pengendaralainnya yang tidak mengantre, Riki seorang pengendara mobil pribadi sangat mengesalkan antrian ini yang bikin macet dari dua arah, Kemacetan diperparah oleh kendaraan besar ikut mengantre solar, badan jalan habis tertutup oleh mobil - mobil tersebut sehingga mengganggu pengendara lainnya. Pengendara terkadang harus turun ke bahu jalan yang, mirisnya tidak ada upaya pengaturan oleh pengelola SPBU dan polisi, “Seharusnya pihak SPBU ini bisa mengaturnya, tetapi mereka seakan cuek saja dengan kemacetan ini,” ungkapnya dengan nada sedikit kesal.
Saat di konfirmasi awak media, karyawan SPBU tersebut selaku operator menjawab dengan santai bahwasanya mereka tidak tahu-menahu tentang kemacetan tersebut dasarnya mereka hanya pekerja. “Maaf mas kami tidak tahu masalah kemacetan di depan, kami hanya bekerja sebagai operator untuk lebih jelasnya tanya pengawas kami aja,”ucapnya. Di sisi lain saat awak media hendak menemui pengawas SPBU tersebut ternyata tidak ada di tempat.
Kemudian awak media menemui admin SPBU, Rinaldi. Namun ia tidak bisa menjelaskan mengapa setiap hari terjadi penumpukan kendaraan yang mengantre solar, dan saat ditanya mengapa tidak ada pihak SPBU yang mengatur kendaraan supaya tidak terjadi kemacetan ia pun tak mampu menjelaskannya kepada awak media.