Monumen Pancasila Sakti: Simbol Perjuangan dan Pengingat Sejarah Bangsa

Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur menjadi tempat peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober. -FOTO IST -

JAKARTA – Monumen Pancasila Sakti yang terletak di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, merupakan situs sejarah penting yang dibangun untuk mengenang peristiwa kelam Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Dalam tragedi tersebut, tujuh perwira tinggi TNI AD menjadi korban kekejaman yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

 

Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1969, bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Sejak itu, monumen ini menjadi simbol penghormatan terhadap para pahlawan revolusi dan pengingat akan pentingnya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara.

 

Sejarah Peristiwa G30S/PKI

Pada malam 30 September 1965 hingga dini hari 1 Oktober, sekelompok militer yang mengklaim sebagai bagian dari gerakan revolusioner menculik dan membunuh tujuh perwira tinggi Angkatan Darat. Jenazah para korban kemudian dibuang ke sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, yang kini dikenal sebagai “Sumur Maut”.

Elemen Arsitektural Monumen

Monumen Pancasila Sakti memiliki arsitektur yang sarat makna dan berfungsi sebagai sarana edukatif serta reflektif. Di dalam kompleks monumen terdapat:

1. Patung Pahlawan Revolusi: Tujuh patung perunggu menggambarkan para perwira yang gugur, yaitu Ahmad Yani, Soeprapto, M.T. Haryono, S. Parman, D.I. Panjaitan, Sutoyo Siswomiharjo, dan Pierre Tendean.

2. Sumur Maut: Lokasi asli tempat jenazah para pahlawan ditemukan, kini dilindungi sebagai bagian penting dari situs sejarah.

3. Diorama Sejarah: Menggambarkan peristiwa-peristiwa penting terkait G30S/PKI, termasuk adegan penculikan dan penyiksaan para korban.

 

Monumen ini memiliki beberapa peran penting, yaitu:

Sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan revolusi.

Tag
Share