Sinergi dalam Meningkatkan Kesehatan dan Keamanan Hewan Kurban

Prof. Dr. Kusuma Adhianto, S.Pt., M.P.--

Oleh: Prof. Dr. Kusuma Adhianto, S.Pt., M.P.

SETIAP Idul Adha, jutaan umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketakwaan dan solidaritas sosial.

Di Indonesia, penyembelihan hewan kurban tidak hanya menjadi ibadah personal, tetapi juga peristiwa sosial-keagamaan berskala besar yang menyentuh berbagai aspek: ekonomi, kesehatan masyarakat, hingga etika pemeliharaan hewan.

Dalam konteks inilah penting untuk memastikan bahwa hewan yang disembelih sehat, layak konsumsi, dan disembelih sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.

Dua tantangan utama menjelang Idul Adha adalah: menjamin kesehatan hewan kurban dan menegakkan standar penyembelihan serta sertifikasi halal.

Keduanya tak bisa dipisahkan dan membutuhkan sinergi antara pemerintah, peternak rakyat, masyarakat, serta lembaga keagamaan.

Sebagian besar hewan kurban di Indonesia—khususnya kambing, domba, dan sebagian sapi—dipasok oleh peternak rakyat.

Meski menjadi tulang punggung penyediaan ternak, peternak kecil sering menghadapi berbagai kendala: keterbatasan modal, pakan berkualitas rendah, dan minimnya akses layanan kesehatan hewan.

Padahal, hewan yang layak dijadikan kurban harus memenuhi beberapa syarat fiqih, antara lain: cukup umur, tidak cacat, serta dalam kondisi sehat dan kuat.

Dari sisi medis, hewan harus bebas dari penyakit menular seperti brucellosis, PMK (penyakit mulut dan kuku), LSD, serta parasit gastrointestinal yang dapat memengaruhi kualitas dan keamanan daging.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak peternak belum melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi kesehatan ternaknya. Vaksinasi, deworming, dan pencegahan penyakit belum menjadi praktik umum.

Situasi ini diperparah dengan lemahnya pengawasan dan pemeriksaan kesehatan di pasar hewan atau tempat penjualan menjelang Idul Adha.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah—terutama dinas peternakan dan kesehatan hewan—memegang peranan penting.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain: 1) Pendirian pos pemeriksaan kesehatan hewan (animal check point) di pasar ternak dan titik distribusi hewan kurban. 2) Vaksinasi massal dan penyuluhan langsung kepada peternak rakyat, khususnya di daerah sentra ternak. 3) Pemberdayaan penyuluh dan paramedis hewan di tingkat kecamatan untuk mendampingi peternak dalam manajemen kesehatan dan pakan.

Tag
Share