Rektor UBL Terima Penghargaan Profesor Kehormatan dari SVTU Tiongkok

SELAMAT!: Rektor UBL Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A. saat menerima penghargaan gelar Profesor Kehormatan dari SVTU of International Studies, Tiongkok.--FOTO DOK. UBL

BANDARLAMPUNG - Rektor Universitas Bandar Lampung (UBL) Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A. menerima penghargaan bergengsi berupa gelar Profesor Kehormatan (Distiguished Professor) dari Shandong Vocational and Technical University (SVTU) of International Studies, Tiongkok. Ini sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi luar biasanya dalam bidang pendidikan, kepemimpinan akademik, dan pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional maupun internasional.

Penganugerahan gelar tersebut diserahkan langsung oleh President SVTU of International Studies Prof. Du Lin dalam sebuah upacara resmi yang berlangsung di kampus setempat, Kamis (15/5). Penganugerahan dihadiri oleh sejumlah tokoh pendidikan, pejabat pemerintah, akademisi, dan tamu undangan dari dalam dan luar negeri.

 

Prof. Yusuf menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas penghargaan ini. "Gelar Profesor Kehormatan ini bukan hanya menjadi kehormatan pribadi bagi saya. Tapi, juga menjadi pencapaian bersama bagi seluruh sivitas akademika UBL. Ini adalah bukti bahwa kerja keras, inovasi, dan dedikasi kita bersama dalam membangun kualitas pendidikan di Indonesia telah mendapat pengakuan luas,” ujarnya.

 

Penghargaan ini diberikan berdasarkan penilaian terhadap rekam jejak kepemimpinan Prof. Yusuf dalam memajukan UBL sebagai salah satu perguruan tinggi swasta unggulan di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung. Juga kontribusi aktifnya dalam forum-forum akademik dan pengembangan kebijakan pendidikan.

 

Prof. Yusuf dikenal sebagai figur yang visioner dan progresif dalam menerapkan berbagai inisiatif strategis. Termasuk internasionalisasi kampus, peningkatan mutu riset dan pengabdian kepada masyarakat, serta penguatan kolaborasi global. 

 

Prof. Yusuf mempunyai komitmen untuk terus mendorong transformasi pendidikan berbasis teknologi sebagai jembatan menuju peradaban baru yang menjunjung tinggi kolaborasi, inklusivitas, dan kesejahteraan bersama di tingkat global.

 

Prof. Yusuf menjelaskan bahwa teknologi harus dipandang bukan hanya sebagai katalisator perubahan, tapi lebih sebagai driver menuju peradaban baru. 

 

’’Teknologi harus menjadi pemersatu bangsa bangsa di dunia menuju kesejahteraan bersama (shared prosperity). Dengan cara pandang ini, kita harus memandang dunia sebagai satu komunitas, baik pasar maupun keberadaan sumber dayanya,’’ kata Prof. Yusuf.

Tag
Share