Unila Jalin Kerja Sama Strategis dengan Kementerian P2MI

KERJA SAMA: Unila menjalin kerja sama dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) --FOTO ANGGI RHAISA

BANDARLAMPUNG - Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Lampung (Unila). Penandatangan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dilakukan Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, S.Pi., M.Si. dan Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN.Eng, Jumat (16/5).

Dalam kesempatan ini, Karding yang hadir di FISIP Unila juga dalam rangka pelaksanaan kuliah umum "Peran Pemerintah dalam Tantangan dan Peluang Pelindungan Pekerja Migran di Era Globalisasi” yang dilaksanakan secara hybrid di ruangan aula D 3.1. FISIP Unila. Tiga ruang kelas menonton live streaming melalui kanal Youtube FISIP Unila. Diperkirakan peserta yang hadir secara luring sebanyak 300 orang dan peserta yang hadir secara daring mencapai 1.000 orang.

 

Karding menyampaikan bahwa kunjungan kerja ke Unila sebagai bentuk apresiasi kepada Ibu Rektor Unila yang merupakan rektor pertama datang ke Kementerian P2MI berdiskusi dan bekerja sama.

Karding melanjutkan, dua agenda strategis di Unila yang pertama penandatanganan nota kesepahaman sekaligus penandatanganan kerja sama (PKS) dengan rektor Unila dalam berbagai bidang tata kelola perlindungan PMI. "Di sektor perlindungan, bagaimana kita mendorong Unila ikut mengedukasi masyarakat agar para pekerja berangkat secara procedural. Di sektor promosi dan penempatan, kami juga akan bekerjasama dalam  sektor penyiapan tenaga terampil berkualitas dengan mendorong di Lampung ini ada satu sentra vokasi (pusat vokasi terintergrasi). Nanti mendorong lahirnya pekerja migran yang terampil dari Lampung dan prosedural. Kita tahu bahwa Lampung ada 81 ribu pengiriman tenaga kerja migran ke luar negeri pada 2024. Yakni Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Pringsewu, dan Pesawaran," jelasnya.

 

Ada model yang bagus, kata Karding, Desa Bumidaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan. ’’Ada 250 pekerja migran dari 2.000 penduduknya. Berapa per bulan dikirim gaji pekerja migran ke kampung total Rp500 juta. Tentunya ini akan mengungkit ekonomi desa. Ini akan jadikan model untuk menggenjot devisa untuk kepentingan Provinsi Lampung. Kita juga ajak beliau (Unila, Red)," jelasnya. 

 

Sektor pemberdayaan, kata Karding, butuh literasi keuangan. ’’Misalnya, bagaimana mereka bekerja ada investasi. Ada rumahnya tidak bergaya hidup mewah,’’ katanya.

 

Setelah mereka pulang, sambung Karding, ada upskilling di luar negeri untuk meningkatkan kualitas keterampilannya. ’’Misalnya, bagaimana membangun usaha yang bagus akses modalnya, cara berusahanya, serta me-manage UMKM, cara buka pasar, dan lainnya. Saya kira Unila banyak potensi untuk itu. ’’Di samping itu, kita juga minta masukan secara umum tentang PMI, termasuk perbaikan pelayanan efisien, cepat, efektif, murah, dan tidak berbayar," jelasnya.

 

Karding juga menyampaikan mengenai peran mahasiswa dalam PMI. ’’Di antaranya sebagai penyebar informasi migrasi aman di komunitasnya. Tentunya sebagai calon PMI profesional yang terampil, terlatih, dan siap bersaing secara global,’’ ungkapnya.

 

Tag
Share