Jepang Perkuat Pengembangan Roadmap Industri Otomotif Indonesia

KERJA SAMA: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang untuk AZEC, H.E. Fumio Kishida, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/5).--FOTO ISTIMEWA

 

Dalam kerangka AZEC, Indonesia mendapatkan pendanaan senilai USD500 juta untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 di Solok, Sumatera Barat. "Indonesia yang project on the pipeline-nya relatif lebih cepat dibandingkan dengan berbagai negara lain," jelasnya.

 

Proyek-proyek itu mencakup sektor geotermal, transmisi, pembangkit matahari, waste to energy, dan berbagai proyek energi terbarukan, serta pengelolaan lahan gambut. Hingga akhir 2024, perdagangan Indonesia dengan Jepang mencatatkan total volume perdagangan sebesar USD35,6 miliar.

 

Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD20,7 miliar. Sementara impor Indonesia dari Jepang mencapai USD14,9 miliar. Ini mencatatkan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar USD5,7 miliar.

 

Dalam beberapa pertemuan bilateral di Jepang, Airlangga juga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui reformasi struktural, kemudahan perizinan, dan pengembangan kawasan industri yang ramah investor. Pemerintah juga menyampaikan sejumlah proyek prioritas nasional yang terbuka untuk kerja sama dengan investor Jepang, terutama di sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur berkelanjutan.

 

Data investasi menunjukkan kepercayaan dan keyakinan perusahaan dan investor Jepang kepada Indonesia yang mencapai angka USD3,46 miliar pada 2024 atau meningkat 52 persen dalam tiga tahun terakhir sejak 2021. Hingga saat ini, Jepang masih merupakan sumber investasi terbesar ke-6 Indonesia dengan 12.823 proyek. (jpc/c1)

 

Tag
Share