Program Makmur Pupuk Indonesia Sentuh 128 Ribu Petani

Ilustrasi petani memanen padi di sawah.--FOTO ISTIMEWA
JAKARTA – Hingga kuartal I 2025, program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) yang digagas PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjangkau 151 ribu hektare lahan pertanian. Juga melibatkan lebih dari 128 ribu petani di berbagai wilayah Indonesia.
Program yang telah digagas sejak 2021 ini merupakan salah satu wujud komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung visi pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional. Program Makmur memberikan pendampingan intensif kepada petani, akses terhadap input pertanian berkualitas, serta koneksi pada sistem pembiayaan yang lebih inklusif.
Program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan hasil panen, tetapi juga untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan. Bagi Pupuk Indonesia, keberhasilan ini tidak hanya menjadi angka, tetapi mencerminkan upaya serius perusahaan untuk mendorong produktivitas pertanian nasional secara berkelanjutan dan memberdayakan petani.
”Kami percaya, produktivitas pertanian tidak bergantung hanya pada kuantitas penggunaan pupuk, tetapi pada bagaimana petani dibekali dengan teknologi, pengetahuan, dan dukungan yang tepat, terutama cara menggunakan pupuk yang benar. Melalui Makmur, kami ingin memastikan panen lebih optimal dari lahan yang sama,” ujar Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana.
Selain Pupuk Indonesia, program Makmur turut melibatkan berbagai BUMN lain dalam pengembangan ekosistem pertanian yang utuh. Menurut dia, sinergi ini mencakup dukungan dari perusahaan pembiayaan, agro-input, asuransi, listrik dan pengairan, dan offtaker hasil panen. Kolaborasi yang juga didukung Kementerian Pertanian ini memperkuat daya saing petani sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas.
”Keberhasilan program Makmur adalah hasil dari kerja sama berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian. Kami percaya, untuk membangun pertanian yang kuat tidak cukup hanya dari sisi produksi,” tutur Wijaya Laksana.
”Diperlukan sinergi menyeluruh dari pembiayaan hingga offtaker. Ke depan, kami akan terus mengembangkan program Makmur ke berbagai wilayah agar semakin banyak petani yang mendapatkan manfaatnya,” kata Wijaya.