Pabrik BYD Butuh 18 Ribu Pekerja

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi -Foto Beritasatu-
SUBANG - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi menyebutkan dirinya siap menyiapkan 18.000 pekerja untuk mendukung operasional pabrik mobil listrik BYD yang akan segera dibangun di Kabupaten Subang.
Dalam sebuah pertemuan yang ia upload ke dalam akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Dedi menjelaskan kebutuhan tenaga kerja pabrik BYD ini akan mencakup berbagai kualifikasi.
“Pabrik BYD akan membutuhkan sekitar 18.000 tenaga kerja, terutama untuk posisi engineer dan ahli elektronik. Tahun ini, kami sudah mulai melakukan persiapan untuk itu,” kata Dedi yang dikutip pada Senin (7/4).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat kata Dedi berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, baik yang sudah berkompeten maupun yang memerlukan pelatihan tambahan. Oleh karena itu, koordinasi yang intens dilakukan dengan pemerintah kabupaten dan kota, terutama di wilayah Subang dan sekitarnya.
“Tahun ini, Pemprov Jabar harus siap menyediakan tenaga kerja untuk pabrik BYD, baik yang sudah berkompeten maupun tenaga kerja umum,” tegas Dedi.
Ia menginstruksikan Bupati Subang untuk mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kedisiplinan tinggi. Dedi menilai karakter pekerja asal Subang sangat tangguh dan mampu bersaing di tingkat global.
“Pak bupati, siapkan pelatihan dengan pola militer. Jangan manja. Tenaga kerja Subang itu pemberani. Mereka bisa bekerja dengan baik di Jepang, Arab Saudi, masa di negeri sendiri enggak bisa?” tambahnya.
Selain menyiapkan SDM, pemerintah daerah juga sedang mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung.
Dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Subang, berbagai isu seperti pasokan listrik, jaringan jalan, hingga akses tol dibahas secara mendalam.
“Kami akan segera berkomunikasi dengan menteri PUPR terkait penyediaan listrik, akses jalan, hingga pintu tol. Pokoknya, Jawa Barat harus istimewa,” kata Dedi.
Ia juga menanggapi anggapan lapangan pekerjaan di Jawa Barat sulit didapatkan. Menurutnya, yang lebih penting adalah kesiapan masyarakat untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.
“Jadi tidak benar kalau dikatakan susah cari kerja. Masalahnya adalah sejauh mana kesiapan masyarakat Jawa Barat untuk bekerja dengan baik,” ujar Dedi.
Dedi juga menyoroti pentingnya proses pembebasan lahan yang dilakukan langsung antara perusahaan dan pemilik tanah, tanpa melibatkan perantara. Hal ini bertujuan agar harga tetap wajar dan tidak membebani investor.
“Yang utama, pembebasan lahan harus langsung ke pemiliknya. Jangan sampai ada calo supaya harga sesuai,” tegasnya.
Dengan kesiapan tenaga kerja yang matang dan percepatan pembangunan infrastruktur, Dedi Mulyadi berharap kehadiran pabrik mobil listrik BYD bisa menjadi pendorong ekonomi baru di Jabar, terutama bagi masyarakat Subang dan sekitarnya.(beritasatu/nca)