Staf Peneliti PSMO UBL Berbagi Cerita Rusia

BERBAGI CERITA: Dandi Efendi yang tengah menempuh pendidikan S-2 Mekatronika dan Robotika di Ural Federal Universiti Kota Yekaterinburg, Rusia. -FOTO IST -
Dandi pun mengaku terkadang rindu dengan masakan Indonesia, terutama olahan tempe. "Tapi yang paling sulit dan paling buat kami di sini kangen Indonesia tentu saja makanannya, terutama olahan tempe. Kalaupun ada di Rusia, harga mahal sekali," ucap Dandi.
Kendati demikian, Dandi bersyukur di Rusia masih ada tempat makanan halalnya. Seperti terdapat restoran khusus makanan Uzbekistan. Kemudian untuk menghemat biaya dan menu masakan khas Indonesia yang diinginkan terbatas, ia pun lebih sering memasak sendiri untuk menu sahur dan buka puasa.
"Alhamdulilah di Rusia masih ada restoran halal khusus Uzbekistan, tapi lebih sering memasak masakan khas Indonesia sendiri di rumah karena terbatas biaya dan bahan bahan makanan yang gak selengkap di Indonesia. Misal untuk beberapa sayuran dan buah, itu harganya mahal sekali. Alhamdulillah saya bawa ragi tempe dari Indonesia dan berhasil buat tempe di sini,"jelas Dandi.
Termasuk Masjid di Rusia, menurutnya lokasi jauh dan kecil sehingga ia lebih sering shalat lima waktu dan tarawih maupun witir di rumah. Kendati demikian, Dandi bersyukur mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan Magister (S2) Mekatronika dan Robotika di Ural Federal Universiti di Kota Yekaterinburg, Rusia.
"Apalagi saat ini, saya sedang mengikuti kelas Persiapan di Tyumen Industrial Universiti di Kota Tyumen, Rusia. Di sini hanya 7 orang Indonesia, dan kami semua beda kampus. Jadi jarang banget bertemu," sebutnya.
Sebagai peraih beasiswa pendidikan S2 di Rusia, Dandi juga menginformasikan kepada teman-teman alumnus UBL yang berkeinginan melanjutkan kuliah S2 di luar negeri seperti Rusia bukanlah sesuatu yang sulit. Hanya diperlukan melengkapi segala persyaratan yang ada, terutama yang ditawarkan pemerintah Rusia. (gie/c1/rim)