Efisiensi Anggaran, Kemenag Manfaatkan Teknologi Digital

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag Thobib Al Asyhar.--FOTO HUMAS KEMENAG

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) memperluas pemanfaatan teknologi digital. Tujuannya adalah efisiensi anggaran. Salah satu digitalisasi yang sekarang dikebut untuk layanan pendidikan, khususnya di madrasah.

Dengan digitalisasi diharapkan dapat menekan ongkos operasional layanan pendidikan di madrasah. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag Thobib Al Asyhar mengatakan, layanan digital yang sekarang mereka siapkan adalah platform Madrasah Digital Supervision (Magis).

Aplikasi itu bisa meniadakan biaya kedinasan luar kota bagi pengawas. Juga menghapus biaya fotokopi dokumen dan biaya lainnya.

 

Diketahui, Kemenag saat ini menaungi 86.343 unit lembaga pendidikan. Thobib mengungkap kebutuhan pengadaan laporan dan dokumentasi masing-masing unit itu rata-rata Rp3 juta per tahun. "Dari sini saja ada penghematan Rp259 miliar lebih," katanya di Jakarta. 

Biaya lain yang bisa dihemat dengan adanya platform Magis adalah ongkos transportasi pengawas madrasah. Thobib mengatakan biaya transportasi pengawas ke madrasah untuk 4.680 orang pengawas jumlahnya sekitar Rp421 miliar per tahun. "Dengan (platform) Magis, pengawasan madrasah bisa dilakukan secara digital dan potensi penghematannya luar biasa," tegasnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Suyitno menambahkan, aplikasi Magis dirancang untuk mempermudah proses pengawasan dan perencanaan. Sehingga proses pendampingan bagi satuan pendidikan madrasah lebih efektif dan efisien.

Pengawasan secara manual selama ini sangat bergantung dengan jadwal pengawas dan terkait erat dengan kapasitas sumber daya manusia. Dengan sistem Magis itu, para pengawas dapat melakukan pengawasan secara lebih sistematik dengan transformasi data secara digital.

Platform itu memiliki sejumlah keunggulan khas platform digital. Salah satu fiturnya mampu menyimpan foto gedung madrasah terbaru dan titik koordinat lokasi. Kemampuan ini memudahkan pemangku kebijakan dalam proses mutasi guru dan tenaga kependidikan.

Lewat platform Magis itu, tatap muka antara pihak sekolah dengan pengawas menjadi minim. Sehingga pengawasan menjadi lebih sistemik. "Potensi penghematannya bisa sampai Rp680 miliar per tahun," ujarnya.

Aplikasi Magis ini tidak hanya dapat digunakan untuk setor data dan koreksi, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi pengelolaan madrasah serta menginput gagasan-gagasan baru sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Aplikasi berteknologi cloud computing ini juga menyediakan fasilitas interaktif sehingga para guru dapat berkonsultasi dengan pengawas jika menemui hambatan dalam proses pembelajaran. (jpc/c1) 

 

Tag
Share