India Minta Persempit Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.--FOTO NURUL FITRIANA/JAWAPOS.COM
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut India meminta mempersempit surplus neraca perdagangan Indonesia. Sebagaimana diketahui, neraca perdagangan antara Indonesia dengan India selalu surplus.
Kondisi ini membuat Perdana Menteri India Narendra Modi diam-diam dongkol. Hal itu diketahui saat Presiden Prabowo Subianto beserta rombongan menteri mengadakan kunjungan kenegaraan ke India pada akhir pekan lalu.
Pada momen itu, Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal menyampaikan kepada Airlangga untuk mempersempit surplus neraca perdagangan.
"Mereka minta agar neraca perdagangannya bisa dipersempit. Tentu kita akan bicarakan lagi secara teknis," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (30/1).
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Desember 2024 India menjadi negara kedua yang menyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia. Surplus neraca ekspor dan impor Indonesia dengan India mencapai USD1,02 miliar, sedangkan peringkat pertama penyumbang surplus ialah Amerika Serikat sebesar USD1,75 miliar.
Namun, surplus neraca perdagangan kedua negara itu sebetulnya menyusut dibanding catatan pada November 2024 yang senilai USD1,12 miliar. Bahkan, jauh lebih rendah dari catatan per Desember 2023 sebesar USD1,42 miliar.
Surplus neraca perdagangan yang terus terjadi itu membuat India menerapkan berbagai kebijakan pembatasan perdagangan ke Indonesia, seperti pemberlakuan tarif bea masuk untuk sejumlah komoditas maupun pemberlakuan kuota ekspor.
"Perlindungan terhadap industri dalam negerinya tinggi sekali, sehingga banyak produk Indonesia dikenakan bea masuk atau bahkan dikenakan kuota," ucap Airlangga.