Motor Pencapaian SDGs, UBL Cari Solusi Atasi Banjir

DISKUSI PUBLIK: Kepala Pusat SDGs Center UBL sekaligus dosen UBL Fritz Akhmad Nuzir saat menjelaskan terkait pemukiman perkotaan maupun perumahan dalam SDGs. -FOTO ANGGI RHAISA -

BANDARLAMPUNG – Pembahasan pemukiman perkotaan maupun perumahan ramai dilakukan saat ini. Salah satunya persoalan banjir di Kota Tapis Berseri yang baru-baru ini kembali terjadi.

Terkait hal ini, Universitas Bandar Lampung (UBL) menggelar Kick-off Program Sustainable Development Goals (SDGs) SSTC Phase II sekaligus diskusi publik yang berlangsung di aula Pascasarjana UBL, Kamis (23/1). 

Salah satu peran UBL mencari solusi bersama untuk menyelesaikan pemukiman perkotaan maupun perumahan di Provinsi Lampung, khususnya di Bandarlampung. Tim Pusat SDGs Center UBL berkolaborasi dengan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Lampung.

Kepala Pusat SDGs Center UBL Fritz Akhmad Nuzir mengatakan, pihaknya mendapat kepercayaan menggarap program SDGs dari Kementerian Jerman dalam pencapaian SDGs tersebut di Lampung.

BACA JUGA:Kasus Korupsi PDAM Way Rilau Mulai Disidang

Terlebih lagi, kata Fritz, UBL sebagai fasilitator menjadi kemitraan bisa terlibat pencapaian SDGs dengan tema ’’Mewujudkan Kota dan Permukiman Berkelanjutan melalui Pendekatan Partisipatif: Implementasi Program SDGs SSTC Phase II’’.

 ’’Dengan harapan mewujudkan pembangunan berkelanjutan ini menjadi konsen, terutama bencana banjir di perkotaan. Kami akan kembangkan pembinaan masyarakat dan latihan dengan bantuan semua pihak. Harapannya ke depan bisa berkontribusi,” jelas Fritz.

Fritz mengimbau masyarakat agar memiliki kesadaran dalam membangun perumahan yang layak dihuni dan ramah lingkungan. “Hindari pengelolaan rumah yang tidak layak huni dan tidak ramah lingkungan. Ini salah satu upaya pencegahan banjir,” katanya.

Fritz mengungkapkan, kegiatan sosial kesadaran lingkungan dengan forum SDGs Lampung terbentuk bertujuan utama penguatan kemitraan dan memperkuat kesadaran pengetahuan yang tidak hanya tahu luarnya. “Pembangunan yang masif saat ini menjadi permasalah yang mendesak untuk segera diatasi. Apalagi beberapa hari ini disibukkan dengan permasalahan banjir di Bandarlampung,” jelasnya.

BACA JUGA:Alokasi TKD Lampung Tahun 2025 Rp23,05 Triliun

Fritz menyampaikan, sebagian besar dampak akibat dari perubahan dan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs telah menjadi komitmen global untuk menciptakan dunia baik dan berkelanjutan.

Fritz menyatakan pentingnya pengembangan model pemukiman hijau. Kegiatan ini, kata Fritz, diharapkan dapat menjadi media bagi masyarakat, pemerintah, hingga akademisi berbagi pengalaman dan pengetahuan di level nasional maupun internasional. ’’Lalu membangun jaringan dengan para ahli dan praktisi hingga kolaborasi untuk saling bekerja sama membangun Lampung yang lebih baik,’’ ungkap Fritz.

Sementara Rektor UBL Prof. M. Yusuf S. Barusman mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan lembaga pemerintahan federal Jerman menghadapi tantangan global, termasuk krisis iklim dan transisi energi.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Percepat Perbaikan Talut Jebol akibat Banjir

Tag
Share