Debu Semen Baturaja Benar Adanya
Radar Lampung Baca Koran--
Warga Sekitar Tak Pernah Terima CSR
BANDARLAMPUNG - Warga Jalan K.H. Moh. Salim mengungkapkan gangguan kesehatan akibat debu PT Semen Baturaja benar adanya, hingga tak ada pemberian CSR dari perusahaan tersebut.
Hal itu diungkapkan Manda (30), warga setempat, yang membenarkan adanya debu yang ditengarai keluar dari PT Semen Baturaja.
’’Debu mah pasti ada. Bahkan karena kecampur sama debu yang biasa itu pas sampai keramik warnanya jadi hitam," katanya, Rabu (22/1).
BACA JUGA:Tiga Program Utama 100 Hari Kerja Gubernur Terpilih
Menurut dia, rumahnya yang berada di belakang perusahaan tersebut sangat dimudahkan untuk terbangnya debu semen ke permukiman warga.
’’Karena itu di Semen Baturaja juga gudangnya sendiri tembus ke Jalan Bypass. Kita yang di belakangnya sudah pasti kena. Itu kalau lagi enggak hujan," ujarnya.
Belum lagi penyakit yang ditimbulkan karena debu semen yang tertiup angin tersebut mengenai sumber air dan lainnya. ’’Mama (orang tua, Red) yang sering batuk-batuk. Ya mungkin itu udaranya tidak bagus lagi kecampur debu," ungkapnya.
Di sisi lain, PT Semen Baturaja juga disebut-sebut tidak menyalurkan CSR atau dana sosial perusahaan kepada masyarakat yang ada di sekitarnya. ’’Ini pengalaman saya sebagai warga sini, belum pernah dapat bantuan dari Semen Baturaja. Tetapi kalau dari lurah yang rutin itu iya dapat. Mungkin kita tidak termasuk data dari mereka, walaupun rumah kita pas di belakang pabrik," katanya.
Terkait banjir, dia juga tidak menampik bahwa PT Semen Baturaja menjadi salah satu penyebab banjir di sekitar wilayah tersebut. ’’Di sinikan minim pembuangan air, karena lokasi ini banyak dimakan perusahaan besar. Termasuk Semen Baturaja, biar yang zalim tambah zalim," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Semen Baturaja (Persero) mengklaim polusi udara yang ada di Jalan Yos Sudarso, Panjang, Bandarlampung, bukan dari perusahaannya, melainkan dari perusahaan lain.
Humas PT Semen Baturaja (Persero) Panjang, Frinsys, mengaku adanya debu dan polusi udara di daerah Panjang bukan berasal dari perusahaannya. Sebab, PT Semen Baturaja (Persero) Panjang bukan tempat produksi, melainkan tempat pengemasan.
’’Untuk masalah debu itu kami enggak ada. Soalnya pabrik itu bukan pembuatan semen, tetapi hanya pengemasannya. Mungkin angin, karena debu di kawasan pabrik, belum berarti itu dari perusahaan kami, tetapi dari pabrik lain,” katanya, Selasa (21/1).
Begitu juga dengan tudingan penyebab masalah banjir, Frinsys menyebut hal itu juga tidak berdasar. Pihaknya menyebut beberapa upaya seperti normalisasi sungai telah dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelum banjir terjadi.