Awal Puasa Ramadhan 2025 Diprediksi Serentak, Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU Satu Suara
![](https://radarlampung.bacakoran.co/upload/f097a4a42d25fbf2964df719c4a98e2d.jpg)
ILUSTRASI Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah dan mustajab, dimana dikabulkannya setiap doa bagi umat muslim. -Pixabay/mohamed_hassan-
JAKARTA – Umat Islam di Indonesia akan menyambut datangnya puasa Ramadan 2025 (1446 Hijriah), yang diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025, kurang dari tiga bulan lagi. Momen ini menjadi waktu yang sangat dinantikan oleh muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan berbagai ibadah, terutama puasa.
Meski demikian, hingga saat ini pemerintah Indonesia belum menetapkan secara resmi tanggal awal puasa Ramadan 2025. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan memutuskan awal Ramadan melalui sidang isbat yang mengacu pada metode rukyat dan hisab. Sidang isbat ini dijadwalkan untuk memverifikasi dan menetapkan tanggal 1 Ramadan setelah melihat posisi hilal pada 29 Syakban.
Namun, berdasarkan perhitungan kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kemenag, awal Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025. Hal ini sejalan dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang telah menetapkan awal puasa Ramadhan pada tanggal yang sama, 1 Maret 2025, berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Dalam kalender KHGT, yang mengacu pada perhitungan ilmiah dengan kriteria elongasi sebesar 3 derajat dan ketinggian bulan minimal 5 derajat, awal Ramadhan 1446 H atau puasa Ramadhan 2025 juga jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Dengan demikian, Muhammadiyah memprediksi Idul Fitri 1446 H akan dilaksanakan pada Minggu, 30 Maret 2025.
Di sisi lain, Nahdlatul Ulama (NU) yang juga mengikuti metode hisab dan rukyat, diperkirakan akan mulai puasa Ramadhan pada tanggal yang sama, yakni 1 Maret 2025, sehingga awal puasa Ramadhan 2025 diprediksi serentak antara pemerintah, Muhammadiyah, dan NU.
Meskipun belum ada penetapan resmi dari pemerintah, umat Muslim di Indonesia dan seluruh dunia dapat bersiap-siap menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini.
Sebelumnya Kementerian Agama Provinsi Lampung menggelar rukyat hilal awal bulan Ramadhan pada Ahad (10/3/2024). Pelaksanaan kegiatan rukyat hilal di Provinsi Lampung diadakan di 3 titik lokasi, yaitu di Bukit Canti Kalianda Lampung Selatan, Taman Alat MKG Kampus ITERA, dan Labuhan Jukung Pesisir Barat.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung H Puji Raharjo mengatakan bahwa hasil pengamatan yang dilakukan di tiga lokasi tersebut nantinya akan dikirimkan ke Kementerian Agama pusat dan menjadi salah satu dasar penentuan awal Ramadhan 1445 H dalam sidang isbath.
“Metode penentuan awal bulan besar Islam Kementerian Agama ditetapkan melalui proses sidang isbath yang diadakan setiap tanggal 29 akhir bulan hijriah menjelang datangnya Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dengan tujuan menetapkan tibanya awal bulan-bulan tersebut berdasarkan laporan dari kantor kemenag se-Indonesia.,” ungkapnya.
Menteri Agama akan mengambil keputusan berdasarkan hasil sidang isbath (penetapan) atas persetujuan peserta yang dihadiri oleh anggota BHR, MUI, ormas-ormas Islam dan para pakar astronomi.
Puji menyebut bahwa berdasarkan sumber dari Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, terdapat 134 lokasi pemantauan hilal dari seluruh Indonesia.
Berkaitan dengan posisi hilal, menurut perhitungan untuk awal bulan Ramadhan 1445 H, ketinggian hilal masing sangat rendah.
“Misalnya dari POB Bukit Gelumpai Pantai Canti Kalianda, data ketinggian hilal adalah 00 derajat 41’ dan elongasi 02 derajat 30’. Dari rata-rata ketinggian hilal awal Syawal di Indonesia telah wujud antara 0 derajat hingga 1 derajat,” ungkapnya.
“Maka merujuk kriteria baru yang ditetapkan Kementerian Agama, yaitu tinggi hilal 3 (tiga derajat) dan sudut elongasi 6.4 derajat sebagai syarat hilal bisa terlihat, maka ketinggian hilal tersebut sulit atau mustahil dapat teramati,” imbuhnya.