UNIOIL
Bawaslu Header

Program HGBT Akan Dilanjutkan

PROGRAM HGBT: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membuka sinyal akan melanjutkan program HGBT atau gas murah untuk industri pada 2025.--FOTO NURUL FITRIANA/JAWAPOS.COM

JAKARTA - Pemerintah belum memutuskan keberlanjutan dari program harga gas bumi tertentu (HGBT) atau gas murah yang berlaku untuk 7 sektor industri, meliputi industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Diketahui, kebijakan HGBT senilai USD6,5 per MMBTU tersebut telah berakhir pada 31 Desember 2024 dan mulai 1 Januari 2025 harga yang dikenakan bersifat komersial sebesar USD16,77 MMBTU.

 

Merespons hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membuka sinyal akan tetap melanjutkan program HGBT atau gas murah untuk industri pada 2025. Adapun kini, pemerintah masih terus membahas kebijakan itu.

 

"Saya baru selesai rapat (HGBT) dan masih kita exercise lagi," kata Bahlil saat ditemui di Kantor BPH Migas, Jakarta, Selasa (7/1).

 

Namun, lanjut Bahlil, pemerintah juga membuka peluang pengurangan jumlah industri penerima program gas murah itu. Terutama, bagi industri secara IRR atau Internal Rate of Return sudah dikatakan bagus.

 

Untuk diketahui, IRR adalah besarnya tingkat pengembalian modal yang digunakan untuk menjalankan sebuah usaha atau bisnis. "Karena dari 20 item industri yang dapat HGBT, kami sekarang lagi evaluasi. Sebab HGBT itu kan tujuannya adalah untuk memberikan sebuah nilai bisnis yang masuk," ujar Bahlil.

 

"Nah, kalau yang sudah masuk, yang IRR-nya udah bagus, kemungkinan kita dapat pertimbangkan untuk dikeluarkan di dalam checklist HGBT," sambungnya.

 

Meski begitu, ia memastikan program HGBT masih akan dipertahankan dan tetap diberikan kepada industri yang secara IRR belum membaik. "Tetapi kalau yang masih membutuhkan, dan kita lihat IRR-nya belum bagus, itu tetap kita pertahankan," ujarnya.

Tag
Share