UNIOIL
Bawaslu Header

Omzet Pedagang Terompet Menurun Jelang Tahun Baru

Jumlah pedagang terompet berkurang menjelang pergantian tahun 2025. Banyak yang mengeluhkan turunnya minat pembeli meski harga terjangkau.-FOTO MELIDA ROHLITA DAN JAWAPOS -

BANDAR LAMPUNG – Minat masyarakat terhadap terompet jelang pergantian tahun baru 2025 terpantau jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, pedagang terompet sudah ramai membuka lapak di berbagai jalan protokol seperti Jalan Raden Intan, Wolter Monginsidi, Tugu Adipura, dan lainnya, namun pada tahun ini suasana tampak sepi.

Menjelang H-6 pergantian tahun, lapak-lapak pedagang terompet yang biasanya ramai kini terlihat jauh lebih sedikit. Berdasarkan pantauan radarlampung.co.id, hanya ada beberapa pedagang yang membuka kios terompet di Jalan Komarudin, Rajabasa, Bandar Lampung.

Ari (42), seorang pedagang terompet setempat, mengatakan bahwa penjualan terompet tahun ini tidak sebanyak tahun lalu. Ia hanya menambah sedikit stok dari terompet yang masih tersisa dari tahun sebelumnya, mengingat minat pembeli yang terus menurun.

“Sedikit saja yang kita buat, untuk menambah stok yang masih ada dari tahun lalu. Karena yang nyari sudah nggak sebanyak dulu. Kalau dulu, jauh-jauh hari sudah banyak yang beli, sekarang ada, tapi nggak banyak,” katanya, Rabu (25/12/2024).

Meski harga terompet yang dijualnya cukup terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000, Ari mengaku tetap kesulitan menjualnya. Meskipun harga cukup murah, antusiasme pembeli memang sangat berkurang.

“Beragam harga yang saya tawarkan, mulai dari Rp5.000, Rp8.000, hingga Rp15.000. Tapi tetap saja, peminatnya nggak sebanyak dulu,” ujarnya.

Selain berkurangnya minat masyarakat, faktor cuaca juga dianggap sebagai penyebab berkurangnya pedagang terompet. Ari menyebut bahwa banyak orang yang ragu untuk merayakan malam tahun baru dengan terompet, mengingat seringnya hujan pada malam tahun baru.

“Yang pasti, kalau nggak ada yang beli, buat apa jual lagi? Masyarakat pasti berpikir, setiap malam tahun baru itu hujan, jadi nggak perlu ada perayaan pakai terompet,” ungkapnya.

Meski begitu, Ari tetap menyediakan terompet untuk masyarakat yang masih ingin merayakan pergantian tahun dengan meniup terompet.

“Kami tetap buat untuk yang mau saja. Kalau nggak mau, ya nggak masalah. Tapi tetap kami sediakan,” tandasnya.

Sementara di tahun lalu Pernak-pernik penyambutan tahun baru sudah menggeliat dari pertengahan bulan desember 2023. 

Namun, euforianya tidak semeriah lima hingga 10 tahun silam. Khususnya untuk penjual terompet dan penjual kembang api. 

Terlebih semenjak Pandemi Covid-19 pada 2020-2021 silam. Peminat terompet dan kembang api semakin sedikit menjeleng tahun baru. 

Beberapa penyebabnya adalah mulai dari kesehatan, hingga regulasi yang mengikat ke pelarangan penggunaan kembang api dan petasan saat malam tahun baru. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan