Bawaslu Header

Plh. Mendagri Dilapori Krisis Air Irigasi di Pringsewu

TINJAU IRIGASI: Plh. Mendagri Bima Arya didampingi Pj. Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan dan Sekkab Heri Iswahyudi meninjau saluran irigasi di Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran. --FOTO AGUS SUWIGNYO

PRINGSEWU – Plh. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bima Arya dilapori terkait krisis air di aliran irigasi untuk ribuan hektare sawah di Kabupaten Pringsewu. Salah satunya sebagai imbas dari rusaknya pintu 5 Bendungan Way Napal di wilayah Tanggamus yang menjadi sumber air bagi petani di Kabupaten Pringsewu.

’’Kami mengusulkan perbaikan dan normalisasi pintu air 5 di Bendungan Way Napal," kata Kabid Pengairan Dinas PUPR Pringsewu Widiyanto saat kunjungan singkat Bima Arya, Sabtu (28/12). 

Akibat tak optimalnya fungsi pintu air tersebut, kata Widiyanto, membuat ribuan hektare sawah di Pringsewu kekurangan air, termasuk saat musim rendeng sekalipun. 

Sementara Pj. Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan dalam laporannya ke Bima Arya mengungkapkan tak optimalnya fungsi Bendungan Way Napal di Tanggamus di mana sempat di bagian genangan yang merupakan tanah milik balai besar beralih fungsi untuk persawahan. 

’’Hal ini tentu saja berimbas pada tak maksimalnya aliran air ke irigasi di Pringsewu. Selain itu, air Bendungan Way Napal lebih banyak difungsikan untuk ke kolam ikan. Petani di Pringsewu kesulitan air," ungkap Marindo didampingi Kadistan Pringsewu Siti Litawati.

Dari sekitar 1.800-an hektar sawah, kata Marindo, sekitar 70 persennya yang bisa tanam padi.

Menyikapi hal ini, Bima Arya memaparkan bila Presiden Prabowo Subianto memerintahkan kepada seluruh menterinya untuk bersinergi fokus mewujudkan swasembada pangan. "Menko Pangan Pak Zulkifli Hasan punya strategi bapak/ibu. Selain mencetak sawah, juga fokus untuk memperbaiki daerah irigasi," katanya.  

Bima Arya menyatakan, pihaknya mencatat di seluruh Indonesia hampir 3 juta hektare irigasi yang perlu dibantu. ’’Ada anggaran dari Kemenko Pangan melalui Kementerian PU sekitar Rp12 triliun untuk tahun depan. Anggaran tersebut untuk membantu agar irigasi bisa kembali mengalir di setiap daerah. Masalahnya berbeda-beda Pak, ada yang sudah konversi menjadi apa namanya ternak ikan. Kemudian ada juga yang jebol pintu airnya, ada yang sedimentasi begitu ya," ucapnya. 

Bima Arya bersyukur di Pringsewu mendapatkan langsung informasi dari para petani bahwa air tidak mengalir yang dari Tanggamus di Bendungan Way Tebu begitu ya. Kemudian tidak merasakan juga baik dari Way Sekampung," ungkapnya. 

Masukan yang didapat kan ini, kata Bima Arya, akan dibawa ke rapat dengan Menko Pangan dan gubernur.

Mantan wali kota Bogor ini meminta Pj. bupati Pringsewu untuk melengkapi laporan terkait krisis air sawah. "Jadi sekarang kami mendata Pak. Tolong disampaikan saja Pak Bupati datanya segera. Ini supaya tahun depan bisa diikutsertakan untuk yang dibantu ya. Harusnya sih dibantu ya," ungkapnya.

Terpisah, petani berharap kedatangan Bima Arya ke Pringsewu dapat mewujudkan penanganan krisis air di saluran irigasi yang mereka suarakan. Terlebih krisis air irigasi ini telah berjalan belasan tahun. Mirisnya lagi, meski ada Bendungan Way Sekampung di Pringsewu, petani tak dapat maksimal menanfaatkannya.

"Saat musim hujan, kita semua menyaksikan kita nggak ada air dan ini terjadi dari sebelum Pringsewu dibentuk pada 2007. Saya lahir di sini, jadi saya tahu persis," kata Sugianto, petani di Pekon Bumiratu, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu. 

Sugianto mengatakan, petani penggarap di pekonnya berdiri Bendungan Way Sekampung berharap agar debit air dapat maksimal sehingga petani dapat memanfaatkan airnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan