Duh, Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Bandar Lampung Mulai Naik Jelang Nataru

NAIK HARGA: Harga minyak goreng di Pasar Tugu Bandar Lampung naik menjelang Natal dan Tahun Baru, berdampak pada daya beli masyarakat yang mulai berkurang.-FOTO RLMG -
BANDAR LAMPUNG – Harga minyak goreng di pasar tradisional Bandar Lampung, khususnya di Pasar Tugu, mulai mengalami kenaikan jelang Natal dan Tahun Baru 2024.
Kenaikan ini mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat, yang menurut pedagang, sudah turun hingga 50 persen.
Salah seorang pedagang minyak goreng di Pasar Tugu, Miskan Sunario, mengatakan bahwa harga minyak goreng bermerek kini mencapai Rp17.500 per liter, naik dari sebelumnya yang hanya Rp16.000 per liter. Sementara itu, harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan, dari Rp18.000 per liter menjadi sekitar Rp19.000 per liter. Kenaikan ini sudah berlangsung selama setengah bulan terakhir.
BACA JUGA:Gagal Curi Uang Nasabah, Residivis Pencuri Asal Sumsel Ditangkap Polisi di Bandar Lampung
Miskan menjelaskan, meskipun harga minyak goreng terus naik, daya beli masyarakat cenderung menurun, bahkan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. "Tahun lalu, meskipun harga minyak naik, penjualan masih lancar. Tapi sekarang, penurunan daya beli sangat terasa," ujarnya.
Ia juga menduga ada faktor permainan harga dari perusahaan besar yang mengatur harga minyak goreng menjelang musim liburan. "Ini sepertinya ada permainan harga dari perusahaan karena mendekati Natal dan Tahun Baru," tambahnya.
Selain itu, Miskan menyebutkan bahwa keluhan serupa juga disampaikan oleh para pedagang dan pembeli. Ia berharap pemerintah dapat segera membuat kebijakan yang dapat meringankan beban masyarakat, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang biasanya membutuhkan banyak persiapan.
Menjelang pilkada serentak 2024, banyak bermunculan bahan pangan yang tidak memiliki label maupun izin edar. Atas dasar tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung menyoroti peredaran pangan yang tidak memiliki label tersebut.
Pj. Sekretaris Provinsi Lampung Fredy meminta kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima atau membeli minyak goreng yang tidak memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tidak mencantumkan merek dagang yang jelas.
’’Saat ini kan marak terjadi pembagian minyak goreng yang tidak memenuhi standar keamanan pangan, yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Nah, kami akan mengawasi peredaran itu,” ungkap Fredy usai menggelar pertemuan dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandarlampung, Jumat (8/11).
Fredy menjelaskan pemerintah daerah bersama BBPOM Bandarlampung bersepakat mengeluarkan imbauan terkait peredaran obat dan makanan. Salah satu bahan pangan yang saat ini marak beredar adalah minyak goreng tanpa label.
’’Kalau bicara tidak ada merek atau label pastinya tidak ada izin edar dari BPOM, tidak SNI, dan lainnya,” ujar Fredy.
Fredy menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam membeli bahan pangan dan menerima bahan pangan tanpa lebel.
“Saya himbau kepada masyarakat untuk hati-hati dalam membeli. Mungkin lebih murah. Bisa saja si A beli, diberikan ke yang lain,” ucapnya.