Perkuat Perlindungan Konsumen dan Literasi Keuangan, OJK Lampung Diskusi Bareng Ibu-ibu di Lampung
OJK Lampung gelar seminar literasi keuangan-Foto Anggi Rhaisa/Radar Lampung -
Untuk diketahui, OJK Lampung dalam rangka meningkatkan literasi keuangan telah melakukan berbagai program, antara lain ; Tim percepatan akses Daerah (TPAKD), Satu rekening satu pelajar (Kejar), Simpanan Mahasiswa & Pemuda (SiMUDA),
Lalu, Layanan keuangan tanpa kantor dan Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), Kampanye Nasional Inklusi Keuangan, Implementasi Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI), Perluas Akses UMKM hingga Kredit Pembiayaan Lawan Rentenir dan Prioritas Sektor Pertanian.
Lalu, Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang telah disiapkan OJK bersama DNKI (Dewan Nasional Keuangan Inklusif). Program Gencarkan ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih masih, merata, sinergi, terarah, terukur dan berkelanjutan.
Bukan itu saja, Perlindungan konsumen juga diwujudkan dengan penanganan pengaduan oleh OJK melalui APPK (Apliaksi Portal Perlindungan Konsumen) yang merupakan Sistem Layanan Konsumen dan Masyarakat Terintegrasi (SLKMT) di sektor Jasa Keuangan yang memberikan layanan penyampaian informasi, penyampaian pertanyaan hingga penyampaian aduan.
Bahkan saat Journalist Class Batch 9 di Alts Hotel Palembang belum lama ini, Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Arifin Susanto bahwa peningkatan inklusi dan literasi keuangan memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
"Karena inklusi keuangan memastikan bahwa semua individu, termasuk yang kurang beruntung, memiliki akses ke layanan perbankan, kredit, investasi dan layanan keuangan lainnya. Ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi formal,"jelas Arif.
Bukan itu saja, Arif menjelaskan pemahaman akan literasi keuangan membantu masyarakat memahami dan mengelola uang mereka dengan lebih baik, membuat keputusan yang lebih terarah terkait investasi, tabungan dan pengeluaran.
"Perlu dipahami dengan inklusi dan literasi keuangan, orang -orang dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,"ujar Arif.
Disadari Arif, dalam proses penguatan literasi keuangan juga harus sejalan dengan penguatan perlindungan konsumen.
"Karena maraknya aktifitas keuangan ilegal dengan beragam modus yang tejadi, menuntut masyarakat lebih waspada dari setiap aktivitas keuangan,"pungkas Arif.(*)