Beras Bantuan Berkutu Sampai ke Tangan Warga Palas

Beras berkutu--
LAMPUNG SELATAN - Warga Desa Bumirestu, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, dikejutkan dengan beras bantuan pangan yang diterima terdapat kutu dan menguning.
Pembagian beras bantuan alokasi Juni-Juli 2025, seharusnya merupakan program pemerintah untuk meringankan beban kebutuhan pangan keluarga penerima manfaat (KPM).
Sekitar 800 warga penerima beras bantuan pangan sebesar 20 kilogram di balai desa setempat terhenyak, rasa suka cita perlahan digantikan sikap diam.
Dari informasi yang digali, pembagian pada hari Jumat (1/8/2025) itu mulanya berjalan normal. Hingga salah satu warga mengamati karung beras kemasan 10 kg didapati seekor hingga dua ekor kutu beras, yang secara ilmiah disebut sithopilus oryzae.
BACA JUGA:PPATK Dituding Menyimpang dari Tugas Pokok
"Iya rata-rata satu dua ekor kutu pasti ada, ada beras yang berwarna kuning. Warga diam saja, mau bagaimana lagi" ujar narasumber.
Lalu, Senin (4/8) pagi, pimpinan Kantor Cabang Bulog Lampung Selatan datang ke Desa Bumirestu datang untuk mengganti stok beras berkutu yang dikatakan wajar.
Pasalnya, beras bantuan pangan yang dibagikan ke warga rupanya stok panen tahun 2024. Hal itu bakal menjadi pembelajaran kedepannya.
"Untuk yang ketahuan, kalau tidak ketahuan lanjut saja tetap disalurkan," kata sumber bernada sinis.
BACA JUGA:Rayakan HUT Ke-36 Sekaligus Apresiasi Pelanggan Setia, FIFGROUP Cabang Lampung Gelar Hajatan
Sumber menyatakan, beras bantuan pangan terdapat kutu dan menguning tidak layak untuk disalurkan kepada warga. Mirisnya, penggantian beras hanya untuk stok sisa yang ada di balai desa.
"Tadi itu kan tinggal sisa sebenarnya sudah dari hari Jumat tinggal sisa 20 karungan lah, tadi ada yang ditukar sekitar 10 karung yang karungnya rusak yang karungnya bolong ditukar. Tidak semua, karena hanya sisa itu," bebernya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Kantor Cabang Bulog Lampung Selatan, Fedrial Farhan membenarkan, temuan kutu pada beras bantuan pangan yang dibagikan ke warga Palas, Jumat (1/8) lalu.
"Namun harus kita pahami juga bahwa namanya pangan khususnya biji-bijian potensi hama itu pasti ada. Kemudian pada saat kami melakukan sosialisasi di Pemda mulai dari Dinas Ketahanan Pangan, Dinsos, pihak kecamatan, pihak desa, perwakilan itu sudah kita undang," ujar Fedrial, Senin (4/8).