Air, Kunci Utama Ciptakan Swasembada Pangan

ILUSTRASI Air, kunci utama ciptakan swasembada pangan.-FOTO MAULANA PAMUJI GUSTI/HARIAN DISWAY -

Sungai Kapuas, dengan panjang 1.086 kilometer, merupakan sungai terpanjang yang terletak di Kalimantan Barat. Sungai Mahakam, dengan panjang  920 kilometer dan terletak di Provinsi Kalimantan Timur. 

Sungai Barito di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan dengan panjang mencapai 909 kilometer.

Sungai Batanghari, memiliki panjang sekitar 775 km dan berawal di Pegunungan Bukit Barisan, mengalir hingga bermuara di Selat Berhala; 5) Sungai Musi  di Provinsi Sumatera Selatan dan memiliki panjang mencapai 750 kilometer; 6) Sungai Mamberamo terletak di daratan Papua, memiliki panjang 670 kilometer.

Sungai Begawan Solo berada di Pulau Jawa yang memiliki panjang sungai 548 kilometer; 8) Sungai Digul di Papua dengan panjang sungai: 525 kilometer; 9) Sungai Indragiri  Sungai Indragiri di Riau yang memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat setempat. 10) Sungai Martapura. 

Di samping itu masih ada sungai kecil, waduk yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian. Sumber daya air sungai di Indonesia belum semua dimanfaatkan secara maksimal, bahkan di daerah pinggiran ada kalanya kebanjiran pada saat musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. 

Pemerintah sebelumnya juga sudah membangun  sejumlah waduk untuk irigasi pertanian. Namun pengelolaan air untuk pertanian perlu dikelola masyarakat lokal  sesuai  dengan kondisi air yang ada. 

Beberapa kasus pemanfaatan air sungai yang dikelola organisasi petani pemakai air  seperti HIPPA  membuahkan hasil  untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian. Contoh HIPPA di desa-desa Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban  mengandalkan air sungai Bengawan Solo untuk irigasi pertanian. 

Bahkan penanaman padi dilakukan menjelang musim kering yaitu pada bulan Mei hingga November. Hal itu disebabkan bulan  Desember hingga April  banyak sawah di pinggir sungai terendam air karena kebanjiran. Air sungai juga mengandung unsur hara sehingga dapat menyuburkan tanah  sehingga produksi padi  cukup tinggi.

Terpenuhi kebutuhan air untuk irigasi pertanian padi membawa  dampak. Satu, kegiatan pertanian di desa menjadi intensif, banyak menyerap tenaga kerja  laki-laki maupun Wanita. Kedua, memunculkan kolam kolam ikan usaha perikanan darat di pedesaan.

Ketiga, air dapat dimanfaatkan  untuk menyiram tanaman di pekarangan. Pekarangan yang biasa  ditanami  buah-buahan, memelihara ternak memberikan  tambahan penghasilan bagi petani, adanya air berguna untuk pemeliharaan ternak  bagi penduduk desa, dan menggeliatnya kegiatan pertanian akan memunculkan kegiatan ekonomi non pertanian untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

Untuk itu  pemerintah bersama sama dengan masyarakat  dapat mengintensifkan Lembaga  pengelolaan air untuk irigasi pertanian dengan memanfaatkan sumber daya air sungai yang ada. Guna mencapai swasembada pangan dan mempercepat SDGs (sustainable development goals) di perdesaan. (*)

 

*) Rustinsyah adalah guru besar antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga, Surabaya.

Tag
Share