Gajah Liar Rusak Rumah Warga
DIRUSAK GAJAH LIAR : Rumah milik Komarudin, warga Pekon Tuguratu, yang dirusak rombongan gajah liar pukul 04.00 WIB Selasa (29/10).-FOTO DOK-
“Tim di lapangan kesulitan mengidentifikasi harimau tersebut karena saat evakuasi korban dilakukan pada malam hari. Banyak jejak kaki yang diduga milik harimau sudah hancur. Namun, perkiraan kami, harimau ini lebih besar dari yang dievakuasi sebelumnya,” ungkap San Andre Jatmiko.
Saat ini, sambungnya, tim di lapangan terus berupaya melakukan identifikasi dan evakuasi harimau tersebut.
Selain memasang kamera trap di titik-titik sekitar lokasi, tim gabungan juga telah memasang dua unit kandang jebak (perangkap).
“Pemeriksaan akan dilakukan setiap dua hari baik pada kamera trap maupun kandang jebak,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan rencana penambahan dua kandang jebak lagi yang akan dipasang di lokasi lain, menggantikan kandang yang sebelumnya dipasang di Pekon Tembelang.
“Di Suoh dan BNS, kami memiliki empat unit kandang jebak. Saat ini, dua unit telah terpasang, dan dua unit lainnya akan dipindahkan untuk memaksimalkan upaya penangkapan harimau,” jelasnya.
San Andre mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan konflik manusia dan satwa ini, mulai dari kepolisian, TNI, aparatur pemerintah kecamatan, pekon, hingga masyarakat.
“Tim di lapangan bekerja luar biasa, mulai dari kepolisian, TNI, dukungan pekon, hingga masyarakat. Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini,” ujarnya.
Sementara itu, aparat gabungan dari Kecamatan Suoh, TNI, Polri, TNBBS Resort Suoh, dan masyarakat berhasil menemukan organ tubuh milik Karim Yulianto (46) berupa tulang paha dan tulang betis. Sebelumnya, saat penemuan mayat korban, organ tubuh kaki sebelah kanan hilang.
Camat Suoh, Dapet Jakson, S.I.P., mengatakan bahwa tulang-tulang tersebut ditemukan di sekitar lokasi penemuan mayat korban sehari sebelumnya, dan langsung diserahkan kepada keluarga.
“Setelah dilakukan pencarian oleh petugas gabungan, akhirnya tulang paha dan tulang betis korban ditemukan dan langsung kami serahkan kepada pihak keluarga,” ungkap Dapet Jakson, Minggu malam, 22 September 2024.
Sebelumnya, Tim gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), kepolisian, TNI, tim dokter hewan, aparatur pemerintahan kecamatan, serta pihak terkait lainnya telah memasang kandang jebak harimau.
Kandang dipasang di sekitar lokasi meninggalnya Karim Yulianto (46), warga Pemangku Kalibata, Pekon Sukamarga. Karim diduga kuat menjadi korban serangan harimau sumatera (panthera tigris sondaica) pada Sabtu (21/9) malam.
Kepala Seksi Wilayah 3 Krui, Maris Feriyadi, S.H., M.H., mengungkapkan bahwa setelah menerima laporan tentang insiden ini, tim BB-TNBBS bersama pihak terkait segera turun ke lokasi guna melakukan upaya pencegahan agar konflik antara satwa dan manusia tidak semakin meluas.
“Kami sudah berada di lapangan sejak kemarin untuk mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil bersama pihak-pihak terkait,” ujar Maris pada Senin, 23 September 2024.