Menyelami Sejarah dan Teknik Anggar, Olahraga Elegan yang Berkelas
Olahraga anggar: lebih dari sekadar duel, ini adalah seni ketangkasan, disiplin, dan semangat juang-Freepik-
RADARLAMPUNG - Anggar merupakan olahraga yang menggabungkan teknik, strategi, dan kecepatan, serta merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.
Dengan alat berupa pedang, anggar tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan dan refleks para atlet.
ilmu beladiri menggunakan senjata yang berkembang menjadi seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan dan mobilitas adalah aset terbesar pemain anggar.
BACA JUGA:Gol Bunuh Diri Pemain Shakhtar Donetsk Selamatkan Arsenal, The Gunners Menang 1-0
Sejarah Olahraga Anggar
Etimologi kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Prancis "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti "bersiap". Kata "en garde" digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah "bersiap" kepada pemain.
Dalam bahasa Prancis sendiri anggar disebut sebagai escrime. Walaupun kita menganggap anggar sebagai permainan yang menghibur, sebagai senjata, sebagai sarana pendidikan ataupun olahraga, ternyata anggar mempunyai perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Cabang olahraga Anggar pada mulanya adalah bentuk dari pelatihan militer di Italia dan di Jerman, lalu mulai berkembang menjadi sebuah olahraga sekitar abad ke-14 atau ke-15.
Marx Bruder adalah master Anggar Jerman dari Frankfurt yang mengorganisir serikat pertama di tahun 1478. Kemudian meningkat pada abad ke-17 dan ke-18.
BACA JUGA:Polda Lampung Tangkap Pencuri Besi Pembatas Jalan Tol, Kepergok saat Beraksi
Di Indonesia sendiri, sejarah anggar masuk dibawa oleh penjajah Belanda yang membawa perlengkapan bermain Anggar untuk dipamerkan.
Anggar sebagai berkelahi diwajibkan untuk tentara hindia belanda (KNIL), sedangkan Anggar sebagai olahraga untuk bintara, perwira, dan mahasiswa.
Anggar merupakan salah satu dari sedikit olahraga yang mengakui profesionalisme sebelum tahun 1980-an.
Bahkan pada peraturan-peraturan awal Olimpiade yang ditulis oleh Baron Pierre de Coubertin (presiden kedua dari International Olympic Committee), dengan jelas menyatakan bahwa pemain anggar profesional yang disebut dengan Masters diperbolehkan untuk ikut bertanding.