Cuaca Ekstrem, Harga Ikan di Bandar Lampung Melonjak Tajam

KELUHKAN KENAIKAN HARGA: Para pedagang di Pasar Gudang Lelang mengeluhkan kenaikan harga ikan akibat cuaca ekstrem yang mengurangi hasil tangkapan nelayan.-FOTO SISTI SASKIA SALAMAH/RLMG -

’’Ada beberapa jenis ikan mengalami kenaikan harga akibat cuaca buruk di laut. Saat ini angin di laut sedang besar, ombak juga tinggi. Apalagi terang bulan, ikan yang didapat lebih sedikit. Tetapi, lonjakan harga tidak memengaruhi jumlah pembeli,” ungkap Raida.

Hal senada diungkapkan Astavia, pedagang hasil laut lainnya yang menjual kerang, cumi, dan udang. Menurutnya, harga cumi mengalami kenaikan signifikan. Sebelumnya cumi dijual Rp60 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp80 ribu karena sedang tidak musim dan dipengaruhi angin di laut.

’’Walaupun harga melonjak, penjualan stabil, menunjukkan kebutuhan akan ikan dan hasil laut tetap tinggi di kalangan masyarakat,” ujarnya.

Sartika (34), pedagang lainnya, mengatakan jumlah ikan ýang dijual tidak sebanyak biasanya. Dia menyebut hal itu lantaran tidak banyak nelayan yang melaut saat angin kencang.

’’Angin kenceng, jadi pada nggak ngelaut. Biasanya kita penuh, ini ikan baronang aja nggak ada, cuma seadanya ini," katanya.

Menurutnya, kondisi seperti ini akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan, dan membuat harga ikan lebih mahal dari biasanya.

’’Ditambah lagi kalau terang bulan, ikan susah ditangkap. Ini biasanya kakap bisa sekilo Rp35 ribu, ini Rp45 ribu karena nggak ada barangnya," ungkap Sartika.

Ikan yang saat ini disuguhkan kepada pembeli, lanjutnya, kebanyakan telah menginap di dalam lemari es. Hal ini guna membuat ikan lebih segar.

’’Ini es-esan kalau baru datang itu cuma dikit. Biasanya kalau nggak habis itu kita masukin freezer biar tetap segar. Gimana nelayan ýang berani ngelaut cuma sedikit," tandasnya.

Sementara itu, BMKG Maritim Lampung telah mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan kecepatan angin di perairan Selat Sunda, Teluk Lampung, dan perairan timur Lampung selama seminggu ke depan.

’’Terhitung 15 Sepember hingga sepekan ke depan," kata Forcaster BMKG Maritim Lampung Eka Suci.

Dia menjelaskan hal ini terjadi lantaran adanya sirkulasi siklonik di utara Filipina menyebabkan peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah perairan Lampung.

’’Waspada kecepatan angin dapat mencapai 25 knot di perairan Selat Sunda bagian barat, Teluk Lampung, dan perairan timur Lampung. Peningkatan angin juga terjadi di pelabuhan dan pesisir di wilayah tersebut," ujarnya.

Dia menjelaskan kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan pesisir. Di mana ketinggian gelombang mulai 1,5–4 meter untuk kapal nelayan kecil dan kargo.

’’Masyarakat diimbau untuk selalu waspada guna mengantisipasi dampak serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," pungkasnya.  (sas/abd) 

Tag
Share