UNIOIL
Bawaslu Header

Setitik Bakat

foto pixabay-foto pixabay-

“Kalah dan menang adalah soal biasa, Cahya. Yang terpenting adalah kita bisa belajar dan memperdalam hal-hal baru. Penulis-penulis terkenal yang karyanya pernah kamu baca, dulu juga pernah gagal.”

“Pengumumannya dua hari lagi. Apa pun hasilnya, Ibu bangga denganmu.”

***

“Tautan pengumuman pemenang lomba sudah bisa dibuka, Cahya,” Bu Putri memberitahu.

Dengan tangan gemetar, gadis itu membuka tautan pengumuman yang ada. Dalam pengumuman itu terpampang lima nama pemenang lomba. Mata Bu Putri dan Cahya langsung menangkap lima nama pemenang itu. Di urutan pertama tertulis nama Ananda Cahya, Judul Cerpen “Setitik Bakat”.

Cahya berteriak. Bu Putri melihat ke arah laptop, kemudian tersenyum bangga. Tidak sia-sia perjuangannya mendukung bakat Cahya. Ia segera membentangkan kedua tangannya lebar-lebar menyambut pelukan Cahya. 

Berita kemenangan Cahya dalam lomba menulis cerpen langsung tersebar dengan cepat. Namanya jadi perbincangan di sekolah. Ayahnya yang mendengar berita tersebut langsung menjemput Cahya dari rumah Bu Putri. Saat itu juga ia menyadari keputusannya yang salah selama ini pada Cahya. Ia minta maaf di depan Bu Putri. Tak lupa ia juga minta maaf atas sikap kasarnya pada Bu Putri tempo hari. Sekarang ia mendukung penuh bakat dan kemampuan Cahya di dunia tulis-menulis.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan