Boeing MQ-28 Ghost Bat, Drone Siluman yang Mulai Diproduksi

Ilustrasi drone siluman Boeing MQ-28 Ghost Bat. --FOTO ASPI STRATEGIST

JAKARTA - Teknologi kedirgantaraan berkembang pesat. Tidak hanya untuk keperluan pengguna angkutan barang dan penumpang. Lebih dari itu, untuk logistik dan armada perang juga berkembang sangat cepat.
 
Salah satunya adalah pengembangan pesawat nirawak atau drone yang belakangan banyak digunakan untuk mata-mata atau pengintaian negara yang sedang terlibat perang. Bahkan, drone juga mulai banyak digunakan untuk upaya menyerang musuh dan menjatuhkan bom dari udara tanpa khawatir kehilangan awak manusia.
 
Tren dan perkembangan tersebut ditangkap oleh Boeing untuk merancang drone siluman bernama MQ-28 Ghost Bat. Dilansir dari ASPI Strategist, Boeing Australia Ghost Bat dikembangkan bersama Australia diharapkan bisa menjadi komponen utama kemampuan tempur udara generasi mendatang.
 

Ghost Bat adalah pesawat tempur pertama yang dirancang dan dibangun di Australia dalam 50 tahun. Pesawat tanpa awak ini disebut membuka jalan bagi keterlibatan Australia dalam pengembangan kemampuan tempur udara Amerika Serikat (AS) di masa mendatang, termasuk proyek Next Generation Air Dominance (NGAD) Angkatan Udara AS.
 
Pengumuman oleh Menteri Perindustrian Pertahanan dan Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Pat Conroy menyebut bahwa Pemerintah Albanese akan menginvestasikan USD400 juta atau berkisar Rp6 triliun lebih untuk pengembangan lebih lanjut Ghost Bat. Juga akan melihat pengiriman tiga versi Block 2 tambahan dengan desain yang disempurnakan dan kemampuan yang lebih baik untuk menambah delapan pesawat asli yang telah diperoleh.
 
Pesawat baru ini akan memungkinkan pengujian dan pengembangan lebih lanjut dari aspek-aspek utama kemampuan CCA dan bagaimana mereka bekerja dengan platform berawak di lingkungan operasional.
 

Produksi lokal Ghost Bat akan menghasilkan 350 pekerjaan di Boeing Australia dan rantai pasokannya yang sejauh ini melibatkan 55 perusahaan di seluruh negeri. Pengalaman yang diperoleh dalam proyek ini dapat diterapkan pada sistem otonom lainnya.
 
Ghost Bat juga diklaim menandakan pengembangan bidang keahlian teknologi baru untuk industri pertahanan Australia, sebuah langkah maju yang penting.
 
Kemudian dengan banyak kemungkinan-kemungkinan di masa mendatang, Boeing Australia akan memproduksi Ghost Bat dalam skala besar dan dengan biaya rendah. Boeing menargetkan biaya operasional MQ-28A sekitar 10% dari biaya Joint Strike Fighter saat ini atau sekitar USD8-10 juta per pesawat (berkisar Rp120 miliar sampai Rp150 miliar lebih). (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan