RAHMAT MIRZANI

Khilafah Setelah Rasululloh Wafat, Teladan bagi Para Pemimpin Umat

--

UMAT Nabi Muhammad SAW harus tahu apa dan siapa itu Khulafaur Rasyidin. Untuk kemudian dapat menjadikannya sebagai sosok teladan dalam kehidupan sebagaimana Khulafaur Rasyidin tersebut juga mencintai dan meneladani Rasululloh Muhammad SAW. Terutama bagi para pemimpin negara, bangsa, dan umat.

Bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, kembali mengingtakan bahwa Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah dari empat sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Mereka menjadi khilafah setelah Rasul (Muhammad SAW) wafat. Keempat sahabat Rasul tersebut adalah orang-orang yang mengakui Rasul sejak awal diberi tugas oleh Allah Swt. 

Dikutif dari berbagai sumber, berikut penjelasan singkat empat sahabat Rasul yang menjadi khilafah setelah Rasul SAW wafat. Yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

 

Abu Bakar As-Siddiq

Abu Bakar yang sebelumnya bernama Abdul Ka’bah lahir dari pasangan suami istri Usman (Abu Quhafah dan Ummu Khair Salma binti Sakhr. Ia berasal dari suku Taim yang lahir di Mekkah pada tahun 572 M. 

Sejak kecil, Abu Bakar memiliki sifat lemah lembut, jujur, dan sabar. Saat ia memasuki usia remaja, ia bersahabat dan selalu menemani Rasul bersama sahabat lainnya. Sejak saat itu, ia kemudian dijuluki As-Siddiq karena selalu mempercayai dan membenarkan apa yang dikatakan Rasul. 

Abu Bakar dipilih menjadi khilafah dengan jalan musyawarah antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Dimana pada masa setelah peninggalan Rasul terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar saat pemilihan penerus Rasulullah SAW. Kaum Anshar menawarkan Sa’ad bin Ubadah sebagai penerus kepemimpinan Rasul, sedangkan Abu Bakar  As-Siddiq menawarkan Umar bin Khattab dan Abu bin Ubaidah  sebagai penerus kepemimpinan Rasul. 

Dalam masa perselisihan ini, Abu Bakar menegaskan kepada kaum Anshar bahwa kaum Muhajirinlah yang pantas untuk menggantikan kepemimpinan Rasul sebagai pemimpin Islam karena kaum Muhajirin telah diistimewakan oleh Allah Swt. kaum Muhajirin yang pertama mengakui Muhammad sebagai Nabi dan selalu bersamanya dalam situasi apa pun. 

Namun saat itu juga Umar bin Khattab menolak usulan Abu Bakar yang menjadikannya sebagai pengganti Rasul. Bahkan Umar mengatakan bahwa Abu Bakar yang cocok menjadi khalifah dari kaum Muhajirin. Setelah bermusyawarah, kedua kaum akhirnya sepakat untuk menjadikan Abu Bakar sebagai khalifah. 

Ada beberapa kesepakatan yang membuat Abu Bakar diterima menjadi khalifah. Ia adalah orang pertama yang mengakui peristiwa Isra’ Mi’raj, Abu Bakar orang yang menemani Rasulullah SAW untuk hijrah ke Madinah, Abu Bakar orang yang sangat gigih dan selalu melindungi orang-orang yang memeluk agama Islam, dan Abu Bakar pernah menjadi imam salat sebagai pengganti Rasul saat sedang sakit. 

Pada masa kepemimpinan Abu Bakar, ia juga mengutamakan kepentingan dalam negerinya sendiri daripada hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kaum dan negerinya. Masalah yang ada di negerinya saat itu adalah orang-orang yang mulai meninggalkan Islam karena mereka berpikir setelah Muhammad meninggal maka Islam juga telah berakhir kekuasaannya. Lalu banyak juga orang yang mengaku dirinya sebagai pengganti Rasulullah SAW. Dengan demikian Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka semua.

Semua keputusan yang terjadi pada masa pemerintahan Abu Bakar selalu ada di tangannya. Namun sebelumnya ia selalu bermusyawarah dengan dengan para sahabat sebelum memutuskan sesuatu.

Sebelum Abu Bakar meninggal, ia menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikan posisinya sebagai khilafah. Ia menunjuk Umar bukan asal, namun telah dipertimbangkan karena situasi politik yang ada. Abu Bakar khawatir jika pemilihan khilafah selanjutnya diadakan seperti pemilihan khilafaf sebelumnya akan terjadi situasi politik yang semakin keruh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan